Mengapa orang masih suka berbuat dosa, kejahatan, kecurangan, menyakiti, enggan mengikuti perintah-Nya? Kenapa?
Mungkin karena mereka tidak tahu kapan mereka akan mati (atau justru mereka lupa apa itu mati?). Coba saja kalau setiap orang tahu kapan dia akan pergi. Pasti sudah pontang-panting mereka beribadah ini itu, berbuat baik kesana kemari, dan sebagainya.
ATAU justru sebaliknya. Bagi mereka yg tahu bahwa mereka berumur panjang, maka mereka akan membagi waktu hidupnya menjadi 2 porsi : 1 porsi untuk berfoya-foya, 1 porsi untuk bertaubat.
WAH ternyata mengetahui kapan kita mati itu bukan “solusi” terbaik.
Lalu apa lagi? Hm, coba saja kalau setiap orang diberi kemampuan untuk melihat secara nyata bagaimana neraka dan siksaan akhirat itu. Hm, rasanya manusia normal tidak ada yg ingin disiksa. Karena (mungkin) yg ada di pikiran mereka adalah mati dengan tenang di pelukan orang terkasih (bisa jadi someone haraam?) seperti cerita di roman remaja, lalu berangan langsung menuju surga. Mereka ber-positive thinking saja mereka akan mendapat kenikmatan akhirat sementara ibadah pun tak secuil dikerjakannya, maksiat sudah seperti bernapas, tak henti2 dilakukannya.
Memangnya Allah itu buta?
TAPI mungkin ini juga bukan “solusi” terbaik. Mereka sudah tahu kapan mereka akan mati, mereka juga sudah melihat secara nyata bagaimana siksaan akhirat itu. Tapi mereka masih tetap berbuat zhalim?
Oke, aku akan berhenti menulis sampai disini. Kenapa?
Karena aku masih belum menemukan solusi selanjutnya. Atau aku tidak tahu lagi harus menyebutnya bagaimana. Masak aku harus menyebutnya “orang yg mampu menghindari Allah, atau orang yang tidak takut sama sekali dengan Allah, Pemilik Seluruh alam semesta beserta isinya?”
0 comments:
Post a Comment