Saturday, October 29, 2016

[PROJECT] Questions No One Ever Asks (Part 4) UPDATED




IT'S LATE (AGAIN) BUT WHAT TO DO.........

So much sorry kepada responden yang sudah mengirim jawabannya on time tapi ternyata postingan ini munculnya sangaaat telat, due to alasan-alasan yang tidak mungkin bisa disebutkan (internal maupun eksternal), in simple words, let's say life treats me quite hard lately (and i'm not even joking). Semoga bisa dipahami :"

.............................................................................................................


'LEMONS' (ONLY FOR THIS WEEK)

1. The 'what ifs" and "should haves" will eat your brain.

2. Life is the most difficult exam. Many people fail because they try to copy others - not realizing that everyone has a different question paper.

3. An entire sea of water can't sink a ship unless it gets inside the ship. Similarly, the negativity of the world can't put you down unless you allow it to get inside you.

4. Apabila telah banyak dosa seorang hamba, dan dia tidak memiliki amalan yang dapat menghapuskannya, maka Allah timpakan kesedihan (kepadanya) untuk menghapus dosa-dosa tersebut darinya. (At Taubah, Ibnu Abi Ad-dunya, 130)


..............................................................................................................


In case kamu belum baca part sebelumnya, bisa lihat disini :)
Part 1 --> here
Part 2 --> here
Part 3 --> here

..............................................................................................................
..............................................................................................................


16. 
What would people say about you at your funeral?

1. Me :

InsyaAllah di setiap pemakaman akan ada doa yang terucap, terlepas dari apakah doa tersebut "tulus dari hati" atau tidak, sekedar formalitas atau tidak.


Jika bukan doa?
Sebaik-baik manusia, tetap ada yang pro dan kontra terhadapnya. Even Rasulullah pun memiliki haters kan? (I mean, para orang-orang kafir yang menolak dakwah Rasulullah). Mungkin akan ada yang mengatakan rindu. Mungkin akan ada yang tersenyum puas dalam diam. Who knows?


2. Shelby M. Istiqomah :

Well, how would I know. I havent dead yet wkwk. Maybe : "Innalillahi wa inna ilaihiroji'un. She died smiling and sweet-smelling. She did it her way to deserve that. May Allah forgive her sins and brighten up her grave and lighten her punishment. I've rarely seen people that soooo happy to be dead, because she knows that she'll meet Allah and that's the only thing she wants and Allah grants it. This was one faithful girl. I've learnt so much from her."


What I write above, absolutely, is not what people would say if I'm dead as I am today. That's what I wish people would say, soooooo, so many things to do to make it happen. May Allah always show me the right path so I could die in peace and remembered as a helpful person.


3. Nadya El Khair :

Just simple. Aku hanya ingin orang-orang selalu mengingatku bahwa aku adalah orang yang baik. Bukan hanya baik dalam arti standar, namun lebih daripada itu. Aku ingin dikenang dengan meninggalkan karya, tidak harus meninggalkan karya dalam bentuk fisik (buku, dll), tapi berupa kebaikan-kebaikanku yang akan membekas pada kehidupan mereka. Semoga.. aamiin


4. Puspita Alwi :

Apa yang akan orang katakan tentunya tergantung pada bagaimana kita bersikap selama hidup. Tapi kita tidak akan bisa memprediksi apa yang akan orang pikirkan tentang kita nantinya. Karena semua ini adalah masalah persepsi. Mungkin selama hidup kita sudah berbuat baik, akan tetapi belum tentu hal baik yang kita lakukan dipersepsikan secara sama oleh orang lain. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang membentuk persepsi seseorang, dan akan berbeda proses pembentukannya di setiap individu. Akan tetapi secara umum gue pribadi ingin orang-orang mempersepsikan sosok gue secara baik hingga di akhir nanti.


5. Dhayika Anintia Besari :

Hingga saat ini saya belum tahu bagaimana cara orang lain menilai saya. Jadi saya tidak tahu apa yang akan orang katakan tentang saya di pemakaman nanti. Yang jelas di alam sana saya selalu menunggu orang-orang dengan penuh kasih untuk mendoakan saya, berharap saya selalu dijauhkan dari segala siksa-Nya.


6. Oktarina N. Anjas :

I don't even know who will be willing to attend my funeral beside my family, but I wish with or without words, they're crying because of losing me.


7. Quarto Nanda Alfikri :

Semoga dia terhindar dari azab kubur.


8. Rikardi Santosa :

Positive thinking aja. Tak taulah apakah nanti akan menggosipkan saya atau tidak. Semoga mereka mendoakan agar saya dilapangkan kuburnya, dijauhkan dari azab kubur, dan masuk surga.


At first mungkin ada dari mereka yang kaget atau tidak percaya atas kematian saya (-_-)


..............................................................................................................
..............................................................................................................


17. 
What is the single worst quality a person can have?

1. Me :

Seseorang yang tidak menjaga keutuhan fungsi dari Prefrontal Cortex/PFC-nya dengan baik. 
(Unless PFC-nya memang sudah ada gangguan dari lahir).

(Why? It will take up too much space explaining, so just google it if you want!)


2. Shelby M. Istiqomah :

Evildoers and proud with it.

"Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah ialah yang dijauhi manusia karena ditakuti kejahatannya". (Mutafaq'alaih)


3. Nadya El Khair  :

Sebenernya agak bingung dengan pertanyaannya. Tapi saya akan mencoba menjawabnya sepemahaman saya. Mungkin kurang disiplin yaa.. Setiap orang bisa menjadi pribadi yang tidak setia pada waktu. Apalagi di Indonesia. Bukannya maksud saya menyalahkan Indonesia, sebenarnya semua tergantung pada Individu tersebut, namun sebenarnya pola prilaku lingkungan juga bisa mempengaruhi. Jika seandainya tinggal di Jepang, dengan lingkungan yang serba disiplin, maka lama kelamaan akan membentuk pola hidupmu yang juga disiplin. Kemudian ketika kembali ke Indonesia, mungkin habit ini akan bertahan 1 sampai 2 bulan, namun akhirnya karena kondisi memaksa, akhirnya kita kembali lagi menjadi pribadi yang kurang disiplin. Tapi ini bukanlah sesuatu yang mutlak, semua kembali lagi pada diri masing-masing. So, selalulah komitmen untuk membentuk habit-habit positif!


4. Puspita Alwi  :

Salah satu sifat terburuk yang dimiliki individu adalah lupa bersyukur. Setiap individu memiliki needs dalam kehidupannya. Ketika satu need terpenuhi biasanya kita menjadi ingin mendapatkan need-need yang lain. Akan tetapi dalam prosesnya kita sering lupa, ketika ada need kita yang tidak terpenuhi, kita justru mengeluh. Padahal mungkin sudah banyak need kita sebelumnya yang sudah kita dapatkan dan kita lupa akan hal itu. Sifat ini jua yang sedang gue coba kurangi sedikit demi sedikit. Gue ingin belajar untuk lebih mensyukuri apa yang ada dihadapan gue sekarang.


5. Dhayika Anintia Besari  :

Pesimis.


6. Oktarina N. Anjas :

Dishonesty.


7. Quarto Nanda Alfikri :

Dari setiap orang memiliki sifat yang berbeda. Begitu juga sifat buruk yang ia miliki.


8. Rikardi Santosa :

Busuk hati, tapi yang versi AKTIF-nya (dalam artian bisa mempengaruhi, mengganggu, merusak, atau menghancurkan hajat hidup orang lain disekitarnya).


..............................................................................................................
..............................................................................................................



18. Is it possible to lie without saying a word (includes messaging or similar)?

1. Me :

Yes. Definitely. 


2. Shelby M. Istiqomah :

Obviously yes, you can lie with sign language, thereby not "saying" a word wkwk. But if the question applies to both words and gestures, the answer still YES. Have you seen your mom smiling as nothing happened while in fact there're so many problems hanging around her head? Well, she's lying. Or deception (?). Or, have you ever heard about "Jangan menipu perasaanmu sendiri", when you like someone but you act like you don't like 'em because you cannot accept those feeling. Then, you lie to yourself. And you can lie with silence.


3. Nadya El Khair :

Ya. Mungkin saja.


4. Puspita Alwi :

Mungkin. Di psikologi gue selalu belajar bahwa ucapan bukan satu-satunya sumber untuk memahami seseorang, tapi yang lebih penting biasanya adalah bahasa-bahasa non verbal, seperti mimik wajah, sikap tubuh, dan lain-lain. Sangat mungkin untuk berbohong tanpa adanya kata-kata yang keluar. Contohnya ketika berada di hadapan orang, gue memperlihatkan ekspresi bahagia, akan tetapi sebenarnya lagi sedih dan banyak yang di pikirkan. Bahasa non verbal tidak hanya bisa jadi sarana untuk berbohong, tapi juga bisa menjadi alat untuk menguji apakah yang seseorang katakan benar atau tidak. Sebagai contoh: seorang laki-laki yang baru mengalami kecelakaan bisa saja mengatakan kalau dia sudah baik-baik saja, akan tetapi ketika kita observasi bahasa tubuhnya, ternyata dia telihat meringis, menggigit bibir, ataupun hal-hal lain yang menunjukkan kalau yang dikatakannya bohong.


5. Dhayika Anintia Besari :

Sangat mungkin.


6. Oktarina N. Anjas :

Yes. Vague gesture can lie without every single word out. It's like you make others think what do you want or expect them to think despite you being dishonest to them.


7. Quarto Nanda Alfikri  :

Mungkin, seperti kita terpaksa mengikuti atau melakukan sesuatu. Kita melakukannya tetapi yang tahu hati kita ikhlas atau tidak hanya kita sendiri.


8. Rikardi Santosa :

Bisa saja. Lewat pesan teks atau lewat bahasa tubuh juga bisa.



..............................................................................................................
..............................................................................................................


19. Do you think crying is a sign of weakness or strength?

1. Me :

Ada banyak sekali interpretasi dari satu tindakan, satu sikap, satu perlakuan. Ada banyak sekali kemungkinan alasan yang melatarbelakangi, dalam kasus ini 'menangis'. Hey! Jika ductus lacrimalis-mu tersumbat, air matamu tidak bisa mengalir ke saluran yang seharusnya, dan justru akan tertumpuk di mata. Then matamu akan penuh dengan air mata and people would say you're crying!


So, crying could be a sign of disease, distress, weakness, strength, happiness, feeling touched, and so on.


2. Shelby M. Istiqomah :

Neither. Crying can't define if a person being strong or weak. It's a physical response to an emotional state or to physical pain. I've dubbed as a crybaby once because I'm easy to cry. While watching sad movies or seeing little boy who sells stone in the roadside. Remember that our prophet Muhammad SAW once crying because he worried about his ummah. He raised up his hands and said "O Allah! My Ummah, my Ummah,'' and wept. Is he weak? Of course not. It's because his heart is very kind and soft.


3. Nadya El Khair :

Bisa jadi simbol antara keduanya. Simbol bahwa ternyata kita bukanlah makhluk sempurna, yang penuh dengan kekurangan, kelemahan, dan kesalahan. Ada Sang Maha Benar yang berkuasa atas jagad raya ini. Bisa juga sebagai simbol kekuatan, sebagai tanda bahwa setelah tetesan terakhir dari air mata itu, kita akan menjadi manusia yang sedikit demi sedikit lebih tegar daripada sebelumnya. Mencoba menjadi manusia yang lebih kuat menghadapi berbagai cobaan dari-Nya, sehingga membuat derajat kita naik di hadapan-Nya.


4. Puspita Alwi :

Menurut gue menangis bukan bentuk kelemahan selama kita punya reason kenapa kita menangis. Seperti yang gue tulis sebelumnya, menangis adalah bentuk katarsis seseorang, sarana untuk mengeluarkan emosi dan tekanan yang selama ini tertahan. Jadi menangis dalam batas wajar dan beralasan bukanlah suatu kelemahan. Apakah dia kekuatan? Gue akan bilang iya. Kenapa? Karena ketika menangis berarti emosi lo masih berjalan dengan normal. Tidak semua orang bisa menangis ketika seharusnya bisa menangis, contohnya pada orang-orang yang mengalami gangguan emosi.


5. Dhayika Anintia Besari :

Tergantung pada siapa kata menangis itu ditujukan. Kepada mereka yang hanya dengan sedikit masalah lalu berputus asa dan kemudian menangis, ini adalah kelemahan. 
Berbeda dengan mereka dengan menangis dan mencoba mengumpulkan kekuatan sebanyak mungkin. Bagi mereka dengan golongan ini terdapat nilai sakral dalam tiap tetes air mata.


6. Oktarina N. Anjas :

Depends. Crying, once in a while sometimes indicates the strength while crying in daily basis sometimes means a weakness.


7. Quarto Nanda Alfikri :

Tidak semua, bahkan ada tangisan yang muncul dari perasaan yang sangat bahagia, tapi bagi saya tangisan lebih seperti ada penyesalan dan kesedihan.


8. Rikardi Santosa :

Bisa dua-duanya, tergantung kondisi. Kalo dalam kondisi yang sangat berat sekali bagi dia, masih fisiologis menurut saya. Tapi kalo 
menangis untuk hal-hal sepele, ya no comment saja.


..............................................................................................................
..............................................................................................................


20.Who are you really? Describe yourself without using your name, or any attributes given to you by God and society and really think. Deep down, who are you?

1. Me :

Currently I'm..

1. Seseorang yang sedang belajar memahami manusia -- apapun bisa terjadi karena berbagai alasan.
2. Yang sedang belajar agar status emosionalnya resisten terhadap perlakuan buruk dari luar.
3. Yang sedang belajar untuk sebenar-benarnya hijrah. 
4. Yang sedang belajar untuk bisa memaafkan seutuhnya.
5. (sometimes) a fierce debater.


2. Shelby M. Istiqomah :

Till I was in college, if people ask me who I am, I always answer "Aku Power Ranger Merah" wkwkwk. I dont know why I'm so obsessed being power ranger merah -_- Well, in fact, I'm nobody. Nothing special. Average. Living beings carrying dirt everywhere. A kid trapped in a grownup body because sometimes I still act childish and love to watch Adventure Time and The Amazing World of Gumbal. A sinful human and wanted to repent, trying to be better and closer to Allah everytime. Data Analyst enthusiast who can't code. Fairly simple to please and can move on from just anything. I'm a mix of things.

Wait a second, is it...me?


3. Nadya El Khair  :

Aku hanyalah abdi-Nya yang penuh dosa dan tidak tahu malu. Terlalu sering meminta pada-Nya dengan tidak tahu malu atas kualitas diri.


4. Puspita Alwi :

Menurut saya, saya adalah orang yang  memiliki semangat tinggi. Saya ingin mencoba melewati batas-batas diri saya. Akan tetapi terkadang saya insecure dengan beberapa hal yang saya memiliki concern terhadapnya. Saya terkadang tidak percaya diri, akan tetapi sangat beruntung berada di sekeliling orang-orang yang bisa memotivasi saya. Saya punya banyak impian yang secara perlahan sedang saya coba untuk gapai. Saya orang yang takut dengan pandangan orang lain terhadap saya, tapi di lain sisi merasa membutuhkannya untuk evaluasi diri.



5. Dhayika Anintia Besari :

Seseorang yang sedang menyusun bucketlist-nya satu persatu dan sedang berusaha memberi tanda contreng disampingnya.
Seseorang yang sangat jarang menagis bahkan terlihat keras, namun berubah emosional jika membahas tentang “beberapa hal”.



6. Oktarina N. Anjas :

A silent watcher. A deep thinker. Basically a dreamer who write.


7. Quarto Nanda Alfikri :

Sesosok jiwa yang terombang-ambing dalam lautan kebingungan yang masih terus mencari pulau yang bisa dijadikan tempat berlabuh.



8. Rikardi Santosa :

Perkenalkan saya adalah orang innocent yang masih sering ngehayal, berimajinasi berlebihan, seseorang yang kadang terlalu mudah untuk percaya pada orang lain, masih sering malas, procastinator, dan kadang-kadang masih sering datang telat.



...........................................................................................................
...........................................................................................................


If any of you want to submit your asnwers, immediately share yours in comment box down below :))




Monday, October 24, 2016

[DAILY LIFE] Belajar Memahami Itu Susah, Jika Kamu Mengetahui



Belajar memahami itu susah.

Serius.

Susah banget!

..............................................................................................................


Mari kita bahas per-kasus. Kasus pertama: misalnya kamu bertemu seseorang yang tidak kamu kenal, dan orang tersebut tidak terlihat seperti 'orang baik-baik'. Sikapnya mengerikan. Perbuatannya nauzubillah. Kata-katanya? Butuh disensor! Judging langsung terlontar secara tidak sadar. 'Wah, ni orang ga bener nih!' atau 'jangan sampai deh keluarga gue ada yang begini' atau 'bener-bener deh ni orang minta dilaknat Allah!' 'atau 'sampah masyarakat asli dah!' atau komentar-komentar miring tak terhingga lainnya. 

Lalu kasus kedua: tanpa tahu apa yang sedang terjadi, tiba-tiba seseorang yang selama ini dekat denganmu menjauhimu. Tanpa sebab. Tanpa kata. Kamu pun bertanya-tanya. Apa aku ada salah? Seberapa besar? Kenapa dia tidak terus terang? Awalnya pada nyalahin diri sendiri. Tapi sebagian kemudian merasa 'bosan', dan akhirnya menyalahkan orang tersebut. 'Ih kalo emang ga sreg bilang aja kali, gimana sih jadi orang?' atau 'mentang-mentang udah ga butuh lagi, gue ditinggalin' atau prasangka-prasangka buruk lainnya.

Lalu kasus ketiga: ini mungkin yang paling sering terjadi. Kesalahpahaman via short message/chat di gadget! Hanya karena jawaban yang diberikannya singkat dan 'disingkat-singkat', hanya karena tidak ada tanda baca atau emoticon yang menyatakan emosi/perasaan, kamu berasumsi bahwa 'wah, sombong banget!' atau 'eh, dia marah ya?' atau kesan-kesan tidak mengenakkan lainnya.

Lalu kasus keempat: bisa dilihat disini.


Dan seribuan, sejutaan kasus lainnya yang tidak mungkin dipaparkan semuanya disini.

.............................................................................................................


I know it's normal to have 'first impression' atau kesan pertama terhadap segala sesuatu. Memberikan 'kesan pertama' tidak membutuhkan usaha, ga bikin 'capek', ga bikin mikir, karena dia hadir secara tidak sadar. Apa yang terlihat, itu yang ternilai secara otomatis! Selesai. Kita puas.

Sedangkan, 'memahami' sangat atau sedikit membutuhkan usaha! (Tergantung masing-masing individu). Ketika kamu berusaha untuk memahami, secara tidak langsung kamu 'dituntut' untuk berpikir. Memikirkan sejumlah kemungkinan-kemungkinan 'kenapa ya dia jadi begitu?' atau 'apa sih alasannya kok dia mau-maunya ngejalani hidup mengerikan kayak gitu?'.

Dan kita tidak hanya dituntut untuk mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan alasannya, tapi juga dituntut untuk memahami/menerima bahwa kemungkinan-kemungkinan tersebut MUNGKIN terjadi. Dan aku rasa banyak yang gagal di tahap ini (including me!). 

"Okelah. Mungkin dia lagi ada masalah. Mungkin dia lagi ada sesuatu. Ya kita gatau lah ya, setiap orang punya benang kusut masing-masing."

Kemudian pemikiran itu (sering) dipatahkan oleh pemikiran baru "Ya tapi ga gitu juga kali! Harusnya dia profesional dong. Jangan karena lagi ada masalah, yang lain jadi kena imbasnya juga!"

Atau "Ya, sih. Mungkin kehidupannya emang keras. Tapi harusnya dia masih bisa mikir dong, mana yang bener mana yang nggak. Kalo gini kan akhirnya jadi sampah masyarakat doang tu orang mah!"


......

It happened. So often.

......

Menilai itu mudah. Memahami itu sulit. Tapi Allah sudah menciptakan kita sepaket dengan kemampuan tuk 'belajar'. Awalnya memang kepayahan, karena sometimes menaklukkan ego sendiri itu jauh lebih susah daripada menaklukkan ego orang lain. Ini hanya masalah pembiasaan. Belajar membiasakan yang baik. Belajar membiasakan berpikiran baik terhadap segala sesuatu.


..........


Karena,
sekali lagi.

Kamu tidak akan pernah tahu.
Karna kamu bukan dia.
Karna kamu bukan Tuhan.

Tuesday, October 18, 2016

[PROJECT] Questions No One Ever Asks (Part 3)




IT'S LATE BUT WHAT TO DO ...

Seharusnya ini sudah dipublish kemarin malam sesuai jadwal. But you know rencana/harapan tidak selalu berbanding lurus dengan kenyataan. It's late but it's okay! Bukankah EKG seseorang yang 'hidup' harus memperlihatkan grafik dengan pola ups and downs dan bukan flat line? :)


(mau ngeles aja ribet --')

In case kamu belum baca part sebelumnya, bisa lihat disini :)

Part 1 --> here
Part 2 --> here


..............................................................................................................
..............................................................................................................


11. If you could offer a newborn child only one piece of advice, what would it be?

1. Me :

Aku ingin memberi tahu satu hal penting, yang mungkin tidak semua orang tahu. Tahu tidak, dulu, jauuuh sebelum kita menjadi manusia, lahir ke bumi, bernapas dan menangis lantang untuk pertama kalinya, kita pernah ditanyai oleh-Nya 'mau menjadi apa?' Kita tidak ingat. Tidak ada satupun manusia yang ingat, karena memang ingatan itu sengaja dihapuskan. Karena, bukankah hidup itu sendiri adalah ujian? Jadi, jika ingatan itu tidak dihapuskan, maka kita akan ingat bahwa kitalah sendiri yang memutuskan untuk menjadi manusia. Kita akan ingat bahwa dengan memilih keputusan tersebut, akan ada konsekuensi-konsekuensi yang mengikuti dibelakangnya. Dimana letak ujiannya kalau begitu?


So, what I mean, bertanggungjawablah atas keputusan yang telah kamu buat! Disaat sebenarnya kamu (dahulu) bisa memilih untuk tidak menjadi manusia, melainkan menjadi malaikat? atau bidadari di surga? atau bahkan hanya menjadi seekor kupu-kupu yang terbang bebas?

(Yang aku tuliskan disini aku dapatkan dari ceramah dr. Zakir Naik. Cek disini ! In case you ask me sumbernya darimana).


2. Shelby M. Istiqomah :

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata), ‘Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam.’” (QS. Al-Baqarah:132).


3. Nadya El Khair :

Hei, Nak!! Jangan pernah menjadikan dunia sebagai tujuanmu. Buat apa bertengkar gara-gara harta, buat apa saling menjatuhkan gara-gara jabatan, buat apa saling menyalahkan gara-gara martabat. Tidak ada secuil pun yang menjadi hak milik kita di dunia ini, bahkan diri kita sendiri pun bukanlah pemilik atas diri ini. Jadi, tidak ada sesuatu apapun yang pantas disombongkan. Genggam erat dunia di tangan, dan jadikan akhirat di hatimu.


4. Puspita Alwi :

Just be positive! it’s simple words, but have a big impact. Banyak hal yang akan dilalui di kehidupannya nanti, tak semuanya menyenangkan. Banyak kerikil-kerikil yang mungkin akan menghambat jalannya, membuat tersandung, bahkan jatuh. Akan tetapi dengan menjadi pribadi yang positif, pasti dia akan bisa menemukan insight dari setiap hal yang dilaluinya. Mungkin terdengar klise atau susah untuk dilakukan, tapi jika dicoba perlahan akan sangat membantu. It will make our life be more happy.


5. Dhayika Anintia Besari :

Hormati dan sayangi kedua orang tuamu! Karena cinta ibu dan ayahmu adalah doa yang tak pernah berakhir mereka ceritakan pada Tuhan. 


6. Oktarina N. Anjas :

Don't be afraid to do anything you want in life. Because life happened for us to take an experience in it. So thats 'live your life'.


7. Quarto Nanda Alfikri :

Jadilah anak yang bermanfaat bagi orang lain.


8. Rikardi Santosa :

Manfaatkan setiap peluang dan kesempatan yang ada sebaik mungkin untuk hal-hal baik, jangan dibiarkan lewat aja. Mungkin awalnya mikir ga bakal dapet, impossible, ribet ngurusnya, dll. Tapi coba aja dulu. Dapet gak dapet mah urusan belakangan. Peluang atau kesempatan yang sama belum tentu akan datang lagi dan berpihak pada anda. Bisa saja kesempatan itu benar-benar datang sekali dalam hidup yang pilihannya hanya untuk "diraih" atau "dilepaskan".


Rezeki siapa yg tahu kan?


9. 'Anonim' :


Saya tidak akan memberi nasehat. Saya harapkan bayi baru lahir diberi ASI eksklusif dan dirawat sebaik-baiknya.



..............................................................................................................
..............................................................................................................


12. What life lesson did you learn the hard way?

1. Me :

Pelajaran hidup yang aku dapatkan melalui cara terberat, cara tersedih, cara ter-(tak bisa diungkapkan lagi) ?

Tidak semua manusia sesuai dengan apa yang kamu pikirkan. Bukannya suudzon, tapi tanggapan/penerimaan seseorang terhadap suatu informasi atau realita itu bisa sangat bervariasi, bahkan jika orang itu adalah orang teeeerr-dekat yang kamu miliki. Contoh konkritnya, ketika kamu meminta bantuan/pertolongan akan sesuatu, dan dia menyanggupi, dengan muka yang cerah, atau muka yang sengaja dibuat cerah, atau dengan ekspresi muka apapun. Kita tidak pernah tahu apakah dia benar-benar ikhlas, apa dia benar-benar okay dengan itu, even jika kamu tanya langsung sekalipun. Kita tidak pernah tahu apakah sebenarnya itu (sangat) merepotkan dirinya, atau dia sangat terganggu dengan itu, atau justru dia akan membeberkannya kepada orang lain.

You'll never know.


2. Shelby M. Istiqomah :

Everything that happens in this world even the hardest problems in our life happened with the permission of Allah, and there will always be a good thing behind it.


3. Nadya El Khair  :

Hei, jangan pernah merasa rugi untuk berbagi dan memberi. Rezeki itu datang dari arah yang tidak disangka-sangka, karena rezeki tidak seperti hitungan matematika. Dia seperti peluang, yang bahkan apabila kemungkinannya hanya 0.000000000001 sekian, namun harapan itu tetap masih ada. Kelihatannya peluangnya sangaaaat sangaat kecil, tapi siapa yang bisa menyangkal jika Dia sudah menentukan. Jangan pernah bertanya apa yang akan didapatkan karena berorientasi padanya hanya akan menghasilkan tuntutan, tapi tanya dirimu apa saja yang sudah kamu berikan. Ingat janji-Nya bahwa DIA tidak akan menyiakan sekecil apapun kebaikan yang telah dilakukan. Trust HIM!


4. Puspita Alwi  :

Gue belajar bahwa tidak ada yang mudah di dunia ini. Setiap part dalam hidup kita, mungkin akan memiliki saat sulitnya masing-masing. Gue termasuk orang yang percaya bahwa Allah memiliki maksud untuk setiap ujian berat yang diberikan kepada umat-Nya. Oleh karena itu gue merasa selalu mendapat hal baru dari setiap masalah yang gue hadapi. Selama hidup pasti kita belajar, sekecil apapun itu pasti ada pelajaran yang bisa kita ambil. Hal berat di hidup gue membuat gue menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih bisa bersyukur, dan banyak nilai-nilai yang gue dapatkan tergantung pada hal berat yang sedang gue lalui.


5. Dhayika Anintia Besari  :

Sukses bukanlah milik mereka yang cerdas atau terlahir dengan sendok emas di mulut mereka. Kesuksesan adalah milik pemimpi yang berjuang mati-matian untuk menggapai mimpi tersebut. Namun kita tidak boleh lupakan, pada akhirnya selalu ada campur tangan Tuhan dalam segala hal. Let God do the rest!


6. Oktarina N. Anjas :

Family is all you have. (Allah is the number one, but family always got your back) even if you dont even give them your back :)


7. Quarto Nanda Alfikri :

Hasil tak pernah berbohong. Apa yang kita usahakan secara maksimal, pasti menuai hasil yang luar biasa. Tak ada gunanya jika hanya berpatokan kepada hasil karena yang dinilai dan yang memberi kita banyak pelajaran adalah proses dalam mencapai seauatu.


8. Rikardi Santosa :

Apa yang kita lakukan itu bakal berdampak balik ke kita. Baik itu hal baik atau buruk. InsyaAllah kalau kita berbuat baik dan menolong orang lain, dilain waktu mungkin kita akan dibantu juga. Mungkin dalam bentuk lain, atau mungkin yang lebih wow dari itu. 


Percayalah: karma itu ada.


9. 'Anonim' :

Semua yang terjadi di hidup kita adalah pelajaran.



..............................................................................................................
..............................................................................................................



13. If you had to teach something, what would you teach??

1. Me :

Instead of mengajarkan, aku ingin memberitahu satu informasi lagi. Mungkin ada pelajaran yang bisa diambil juga --> bersyukur!


Informasi ini terutama ditujukan kepada semua orang tua atau calon orang tua yang ada di muka bumi. Lah, kok gitu? Well, aku hanya ingin memberitahu. Kuliah selama lebih dari tiga tahun ini, mempelajari banyak hal, membuatku melek akan banyak hal, terutama tentang satu hal yang akan aku sampaikan saat ini. Tahu tidak, tanpa perlu berharap anak kalian akan menjadi anak yang baik, pintar, soleh, rajin, dan sebagainya, dikaruniai anak yang SEHAT wal'afiat (lahir dan hidup tanpa kelainan bawaan/kongenital SATUPUN, SERINGAN APAPUN) saja itu sudah luarbiasa bersyukurnya! Dan jangankan anak lahir sehat, untuk bisa hamil secara normal saja sudah luarbiasa bersyukurnya!

Banyak proses (banyak sekali!) yang dilalui oleh si janin dalam rahim ibunya. Setiap milimeter dari bagian tubuhnya yang notabene sedang dalam proses pembentukan, punya PELUANG untuk terjadi kelainan. Mulai dari yang paling awal, misalnya seperti Blighted Ovum (occurs when a fertilized egg implants in the uterus but doesn't develop into an embryo), sampai kelainan bawaan yang justru baru muncul saat misalnya anak sudah berusia 5 tahun!

Jika biasanya orang banyak berfokus pada anak (e.g patuhi dan sayangilah orangtuamu), well here, aku ingin memberikan yang sebaliknya. Dear all parents in this world, anakmu adalah titipan. Jangan menuntut terlalu banyak darinya. Karena bahkan untuk memilikinya saja sudah merupakan suatu 'keajaiban'!


2. Shelby M. Istiqomah :

Tauhid. I always admire those people who taught us about the fundamental of life. Why we're here, for what Allah created us. I wonder how much pahala they've got for spreading kindness to the people. I think, maybe teaching in madrasah after I got married is my new dream. Wkwk..


3. Nadya El Khair :

Saya ingin mengajari cara untuk selalu ber-positive thinking terhadap apapun. Bahkan saya sendiri juga masih butuh untuk terus belajar ber-positive thinking atas episode-episode yg terjadi dalam kehidupan saya. Banyak hal yang terjadi, yang asal muasalnya adalah karena prasangka-prasangka kita yang memandang negatif terhadap sesuatu. Contohnya dari hal kecil saja. Seringkali kita mengeluh atas apa yang terjadi pada diri kita. Padahal kalo kita mau merenungkan kembali, banyak hal yang mungkin kita dapatkan jika kita berhasil melalui masalah tersebut. Contoh lain, seringkali permusuhan antara teman terjadi karena kesalahpahaman. Andaikan kita mau sedikit saja berpikiran positif terhadap teman kita, perasaaan marah-kesal-sedih-kecewa akan sangat mudah digantikan oleh rasa saling memaafkan, karena menyadari bahwa pasti teman kita punya alasan tersendiri atas hal yang telah dilakukannya.


4. Puspita Alwi :

Sepertinya gue akan memilih untuk mengajarkan psikologi, hal yang sedang gue pelajari sekarang. Kenapa? Karena ilmu ini applicable banget, terlepas dari siapapun orang yang akan mempelajarinya. Dengan mengajarkan ilmu ini, gue berharap orang-orang di sekeliling gue  bisa lebih menerima diri mereka, lebih positif dalam menjalani hidup, dan lebih peka dengan orang-orang di sekelilingnya. Gue ingin orang-orang bisa lebih peduli dengan diri mereka dan orang-orang di sekitar mereka.


5. Dhayika Anintia Besari :

When you lost your attitude you lost everything. Sikap menentukan bagaimana posisi kita di masyarakat. Sejatinya kita tidak perlu merubah jati diri agar dapat diterima di masyarakat, namun pemahaman tentang lingkungan dan masyarakat serta cara bersikap penting sekali untuk diketahui. Sebab kita adalah makhluk sosial yang memerlukan pemanjangan tangan dari orang lain untuk mendapat rasa nyaman, aman, dan rasa dibutuhkan oleh orang lain. Kita juga akan selalu membutuhkan orang lain dalam menggapai seseuatu yang kita inginkan.


6. Oktarina N. Anjas :

How to learn from your mistakes and how to look the good in it.


7. Quarto Nanda Alfikri  :

Ilmu yang bermanfaat
dan berharap dia akan mengajarkannya kelak kepada orang lain.


8. Rikardi Santosa :

Saya mau ngajar (sedikit ilmu) matematika atau bahasa yang saya miliki. Because I still like those things. Wkwkwk..

Plus kalau bisa mau juga mengajarkan orang-orang tentang hal-hal kesehatan atau berbau medis. Ngajarin orang-orang kalo penyakit mereka ini sebenernya seperti ini loh, bukan kayak gini.

Seriously geram aja liat berbagai acara TV, iklan, produk-produk, atau tempat "pengobatan" yang mengatasnamakan medis. Memberikan info-info, konsultasi, dan pengobatan kesehatan yang menyimpang, ngawur, asal bunyi, ntah apa-apa aja dibilangnya. Kayak semacam pembodohan masyarakat menurut saya (mohon maaf agak sarkas), apalagi yang sampai mendiskreditkan profesi kesehatan. Agak miris aja ngelihat produk-produk dan hal-hal tadi menggunakan nama kesehatan untuk "bisnis" mereka. Kalo saya pribadi sebenernya oke oke aja mau berbisnis, apalagi menyangkut tentang kesehatan. Positif toh. Tapi ya mbok tolong dong jangan bikin paham-paham menyesatkan gitu. Berbisnislah dengan hal-hal yang baik. Yang kasian kan masyarakat kita juga. Masak orang maag dibilang penyebabnya bukan asam lambung, tapi karena angin yg berlebihan yang masuk kedalam tubuh dan terperangkap dalam lambung! (ini beneran loh, ada yang bilang gitu dengan gaya berpaham dan meyakinkan, ditayangkan di salah satu acara kesehatan di salah satu TV nasional yang punya cabang di Sumbar. Bisa di cek di youtube).


Anyway yang diatas tadi baru satu contoh. Ada banyak (sekali) hal-hal begituan yang sering dijumpai. Banyak banget malahan! Dalam hati ya untuk sekarang mari mencoba sabar saja dulu. Mungkin temen-temen dari dunia medis lainnya juga merasakan hal yang sama. Hehehe..


9. 'Anonim' :


Perlakukan seseorang sebagaimana anda ingin diperlakukan.




..............................................................................................................
..............................................................................................................


14. Why do we think of others the most when they’re gone?

1. Me :

Anggap saja disini 'If that someone already died;

Karena disaat seseorang itu keberadaannya telah tiada di dunia ini, maka apalagi yang dapat kita lakukan akannya, selain mendoakan dan 'memikirkan'? Mendoakan agar ia baik-baik saja 'disana', atau memikirkan kembali memori-memori yang dulu sempat dirajut bersamanya?


2. Shelby M. Istiqomah :

They aren't there anymore so the part in your life that was filled by them still needs to be filled even when they aren't there. We don't know how valuable anyone is until they're gone because when they were here, we often focus on something else.


3. Nadya El Khair :

Karena menurut kita, saat keberadaannya masih berada di sekeliling kita merupakan hal yang biasa. Tapi ketika orang itu sudah mulai pergi dari kehidupan kita, kita mulai tersentak bahwa ternyata dia adalah bagian dari mereka yang memberikan warna dalam hidup kita.


4. Puspita Alwi :

Karena ketika seseorang pergi, ada pengalaman-pengalaman yang tak mungkin lagi terulang. Ada cerita yang mungkin hanya bisa dikenang. Dan juga karena kita kehilangan bagian dari hidup kita. Mungkin secara psikologi begini, anggap seseorang tersebut adalah stimulus. Setiap stimulus diolah dalam diri kita, salah satunya oleh otak kita. Ketika kita berinteraksi dengannya, akan ada pola-pola tingkah laku dan knowledge mengenai dirinya yang bertambah dalam kognisi kita. Interaksi kita dengan stimulus tersebut akan membuat kita terbiasa dengan keberadaan stimulus tersebut. Ketika secara perlahan stimulus itu hilang, maka kita akan bingung terutama jika stimulus itu biasanya hadir di aktivitas kita sehari-hari. Kognisi (sistem di otak kita) akan mencari  keberadaan stimulus tadi, ketika tidak ditemukan maka secara tidak sadar kita akan mencari melalui memori-memori yang tersimpan di otak kita. Proses ini akan lebih kuat, jika aspek afektif (perasaan) juga terlibat di dalamnya karena stimulus tersebut tidak hanya masuk ke kognisi kita, tapi sudah kita berikan pemaknaaan  lebih kepada stimulus tersebut.


5. Dhayika Anintia Besari :

Saat seseorang berada selalu bersama kita, kita cenderung jarang merasakan dan memaknai arti orang tersebut untuk diri kita. Kita terlalu sibuk dengan mengurusi hal lain dan lupa betapa orang tersebut juga butuh pemaknaan kita atas dirinya. Lalu ketika orang tersebut pergi, segala kebiasaan yang menyangkut orang tersebut akan dirasa hilang oleh diri kita. Hal ini sebagai pembelajaran bahwa sangat penting menghargai kedatangan seseorang di dalam hidup.


6. Oktarina N. Anjas :

Because when we have them, we tend to side them aside. I mean we tend to 'take someone from granted' because we know they'll wait for us there. But when they finally 'slip from ours', we miss them because when we go there and expect their company, they're no longer there and our brain feels 'the empty hole' reserved for them. Conciously or unconciously.


7. Quarto Nanda Alfikri :

Mungkin itu disebabkan oleh rasa rindu. Rindu setelah tidak berjumpa, rindu akan masa-masa yang telah dilalui dengan orang tersebut, rindu yang muncul karena ada yang hilang dari kehidupan kita.


8. Rikardi Santosa :

Karena ketika orang tersebut pergi, kita akan merasakan ada satu bagian yg hilang. Pada saat dia ada sebelumnya, kita merasa dia selalu ada dan bukanlah suatu hal yang istimewa.


9. 'Anonim' :

Gatau juga wkwk, tapi dari situ kita belajar ngehargain semuanya.



..............................................................................................................
..............................................................................................................


15. If you could ask a single person one question, and they had to answer truthfully, who and what would you ask?

1. Me :

Banyak yang bilang ini pertanyaan yang sulit. Literally aku tidak merasa ini sulit sampai aku berusaha menjawabnya sendiri.. --'


To: myself
Question: apakah kamu merasa 'bahagia' saat ini? (what I mean, bahagia yang tidak berlandaskan alasan yang fana, but bahagia semata-mata karena kamu diberi kesempatan hidup oleh-Nya? Bahagia semata-mata karena sebuah fakta bahwa kamu memiliki-Nya?)


2. Shelby M. Istiqomah :

For him, why not me? 
Engga ding, kidding. Wkwk..


This one is hard, literally there's no one I wanna ask. But if I could ask someone, I want to ask our lovely prophet Rasulullah SAW (peace be upon him), "how can I survive from the weakness of faith?" T_T


3. Nadya El Khair  :

Ibuku
--> "Sebenernya dulu waktu tau bahwa aku sama-sama dinyatakan lulus di FK Unand dan STIS, ibu pengennya aku jadi apa??"
 (In case: kita mengesampingkan kelebihan dan kekurangan antara FK Unand dan STIS dari segi biaya, prospek kerja, dan sebagainya).


4. Puspita Alwi :

Duh, banyak. Bingung. Oke, ini pertanyaannya ke seseorang yang membuat gue mau melebihi batas-batas diri gue, seseorang yang membuat gue keluar dari zona nyaman gue. Pertanyaannya : What do you think about me ?



5. Dhayika Anintia Besari :

untuk: Zahara Bunga & “Pengecualian” (boleh 2 ya Ngek)

"What do you think about me?"



6. Oktarina N. Anjas :

Q : Are you truly happy every second you should be happy? 


Who : My mom.


7. Quarto Nanda Alfikri :

Seseorang
yang menangis ketika saya dan dia berpisah, dan ingin bertanya "apakah ada kau memiliki perasaan yang sama dengan diriku?"



8. Rikardi Santosa :

Pak Wadek 3 sajalah. Mau nanya "apa alasan bapak memilih kak Elan sebagai asisten bapak?". Seriusan pak, ampe sekarang saya masih penasaran.



9. 'Anonim' :


Orangtua. Mengapa kalian mau melakukan apapun untuk membuat seorang anak seperti saya bahagia?



...........................................................................................................
...........................................................................................................


IMHO postingan part ke-3 ini terasa lebih menyenangkan dari part sebelumnya and of course I'm sooo much satisfied with the results! It looks like postingan selanjutnya harus dilengkapi dengan pertanyaan yang lebih bikin mikir but undoubtedly fun, so.. I'll try harder!! :D

If any of you want to submit your asnwers, immediately share yours in comment box down below :))