Saturday, December 9, 2017

[FRIENDS] 22 Tahun untuk Nadya

.................
...............................
...............................................


Selamat subuh nad! Hadiah ini mulai kubuat di suatu subuh di hari Sabtu. Hari ketika semua beban sekolahku sudah jauh berkurang. Bukan hilang seutuhnya, karena di hari Sabtu yang semoga cerah ini, aku ada jadwal jaga di RS mulai jam 8 pagi nanti sampai jam 8 pagi besoknya. Tapi setidaknya pikiranku sudah tidak berat lagi oleh ujian yang bertumpuk. Hehe.

Cinad apa kabar? Aku sangat merindukan Cinad :"

Di dalam hadiah yang semoga bermanfaat ini, aku ingin memberitahukan Cinad akan banyak sekali hal. Tentang kehidupanku dan bagaimana ia menempa. Tentang orang-orang disekitarku dan bagaimana ia membentuk. Tentang apapun yang ingin kuceritakan disetiap episode rindu.

Bagaimana rasanya menua, Nad? Ternyata kita tidak bisa bertahan untuk tetap idealis layaknya muda dulu. Wkkwkw kayak udah tua banget aja. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Ada banyak jiwa yang perlu di empatikan. Keputusan hidup itu, pada akhirnya perumusannya melibatkan banyak orang ya?

...

Nad aku ingin memberitahu Nad suatu hal bahagia, bahwa aku sangat amat mensyukuri jalanku saat ini. Segala perkara kebetulan, pada akhirnya akan menemukan hikmahnya sendiri. Butuh waktu dan butuh ruang penerimaan yang amat luas untuk mendapatkannya. Dan aku ingin sekali tahu bagaimana kehidupanmu saat ini juga sama halnya seperti aku, membuatmu bersyukur bahwa jalan hidupmu adalah seperti ini. Seperti detik ini.

...

Nad, I've seen so many people passing all the hospital corridors. Hidup dan mati itu, sebertetangga itu. Yang katanya disebut 'Malaikat Maut menziarahi kita setiap 21 menit disetiap harinya', aku yakin justru tiada detik tanpa aku bertemu Malaikat Maut. Berdiri tepat disampingnya pun mungkin aku pernah. Setelah aku pikir-pikir, ternyata mengerikan juga. Bagaimana jika sewaktu-waktu, ia salah cabut nyawa dan malah mencabut nyawaku? Hehe ga mungkin salah cabut ya. Tapi itu pernah ‘terjadi’. Maksudku, di suatu hari pernah ada kejadian seorang keluarga pasien tiba-tiba jatuh disaat solat. Semua berkumpul dan berusaha memberikan pertolongan pada ibunya. Tapi, kalau sudah waktunya, tidak ada yang bisa mengelak ya. Justru keluarga penunggu pasiennya yang dipanggil lebih dulu.

.....

Nad, aku baru menyadari kehidupan yang aku jalani saat ini bisa dibilang sangat tidak normal. Layaknya pengabdi negara yang melepas titel 'warga sipil'nya. Aku dan seluruh budak-budak RS ini secara tidak langsung juga melepas titel 'manusia normal'nya. Tidur tidak pernah cukup. Makan tidak pernah beres. Terpapar infeksi-infeksi berat setiap hari. Perihal waktu? Jangankan untuk orang-orang sekitar, jangankan untuk keluarga, waktu untuk diri sendiri saja rasanya sudah dibabat habis. Waktu untuk Tuhan? Astaghfirullah. 

Tapi,

syarat kehidupan agar terus belanjut adalah harus selalu ada pengorbanan, bukan?
Setiap ibu harus berkorban rasa sakit hingga nyawa untuk melahirkan kehidupan baru. Setiap supir, masinis, pilot, dan pengemudi apapun harus berkorban agar disetiap hari raya semua orang bisa berkumpul bersama keluarga.

...

Nad, maafkan jika beberapa paragraf awal justru kesannya seperti aku yang bercerita, kesannya tidak seperti hadiah. Tapi yang pasti aku ingin Nad tahu suatu hal. Bahwa waktu kita tidak lama lagi dan mungkin disuatu hari, aku bagimu atau kamu bagiku hanya tinggal sebatas foto dalam galeri. Hanya tinggal sebatas percakapan-percakapan usang, hanya tinggal wajah dalam ingatan. Waktu tidak pernah ada yang tahu. Tapi hingga detik ini dan insyaAllah hingga sampai kapanpun aku bernapas di dunia ini, Nad harus tahu kalau Nad sudah menjadi bagian yang krusial dari hidup seorang Zahara Bunga.

...

Nad, maafkan jika sekarang atau di suatu hari, waktuku jadi susah untuk dibagi, even for just making this small gift. Aku masih belajar untuk beradaptasi dengan semua tuntutan ini dan semoga adaptasiku tidak memerlukan waktu lebih lama lagi. Berkat ini, aku jadi terpikir banyak hal. Sekarang saja membagi waktu rasanya sesulit itu, bagaimana nanti kalau aku sudah menjadi istri seseorang? Ibu seseorang?

...

Cinad, apa kabar detik ini?
Semoga hari ini dan seterusnya, aku tidak akan menemukan Nad di rumah sakit manapun sebagai pasien. Semoga Nad justru datang berkunjung untuk membawakanku makan siang misalnya. Hehe.

Aku ingin tahu banyak sekali perihal kehidupan Nad yang sudah banyak terlewat. Aku ingin sekali tahu bagaimana lingkunganmu membuat Nad menjadi seorang Nadya hari ini. Menjadi seorang Nadya yang tetap menjadi teman terbaikku dan low profile seperti adanya dulu.

Aku ingin bertemu dan tetap bertemu Nad untuk beberapa tahun lamanya. Menceritakan keresahan disetiap periode kehidupan. Menceritakan kegalauan, kebaperan, keputusan-keputusan hidup, bahkan merk popok anak yang tidak bikin bokongnya merah-merah. Hehe.

...

Ternyata, kita sudah sampai di fase dimana kegalauan kita tidak lagi hanya sebatas jodoh, tapi juga perihal kehidupan itu sendiri. Tapi, bagaimanapun kerasnya kekuatan jarak dan waktu memisahkan, semoga Nad akan selalu ada di setiap fase kehidupanku, dan begitupun aku selalu ada di setiap fase kehidupanmu Nad.

...

Selamat menua, Nad!

Selamat mencicipi usia baru. Selamat menikmati hari-hari yang tersisa. Semoga segala badai, segala petir, segala kerikil, segala pisau yang menghujam, membuat Nad tumbuh menjadi manusia yang lebih kebal. Menjadi manusia yang lebih beriman dan cinta pada Tuhan. Menjadi jiwa yang kelak kedatangannya di langit disambut beribu malaikat.



With tons of love
1 jam sebelum sampai di RS





(dr.) Zahara Bunga H., (Sp.JP-K)