.................
...............................
...............................................
Selamat subuh nad! Hadiah ini mulai kubuat di suatu subuh di
hari Sabtu. Hari ketika semua beban sekolahku sudah jauh berkurang. Bukan
hilang seutuhnya, karena di hari Sabtu yang semoga cerah ini, aku ada jadwal
jaga di RS mulai jam 8 pagi nanti sampai jam 8 pagi besoknya. Tapi setidaknya
pikiranku sudah tidak berat lagi oleh ujian yang bertumpuk. Hehe.
Cinad apa kabar? Aku sangat merindukan Cinad :"
Di dalam hadiah yang semoga bermanfaat ini, aku ingin
memberitahukan Cinad akan banyak sekali hal. Tentang kehidupanku dan bagaimana
ia menempa. Tentang orang-orang disekitarku dan bagaimana ia membentuk. Tentang
apapun yang ingin kuceritakan disetiap episode rindu.
Bagaimana rasanya menua, Nad? Ternyata kita tidak bisa
bertahan untuk tetap idealis layaknya muda dulu. Wkkwkw kayak udah tua banget aja.
Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Ada banyak jiwa yang perlu di
empatikan. Keputusan hidup itu, pada akhirnya perumusannya melibatkan banyak
orang ya?
...
Nad aku ingin memberitahu Nad suatu hal bahagia, bahwa aku
sangat amat mensyukuri jalanku saat ini. Segala perkara kebetulan, pada
akhirnya akan menemukan hikmahnya sendiri. Butuh waktu dan butuh ruang
penerimaan yang amat luas untuk mendapatkannya. Dan aku ingin sekali tahu
bagaimana kehidupanmu saat ini juga sama halnya seperti aku, membuatmu
bersyukur bahwa jalan hidupmu adalah seperti ini. Seperti detik ini.
...
Nad, I've seen so many people passing all the hospital
corridors. Hidup dan mati itu, sebertetangga itu. Yang katanya disebut
'Malaikat Maut menziarahi kita setiap 21 menit disetiap harinya', aku yakin
justru tiada detik tanpa aku bertemu Malaikat Maut. Berdiri tepat disampingnya
pun mungkin aku pernah. Setelah aku pikir-pikir, ternyata mengerikan juga. Bagaimana
jika sewaktu-waktu, ia salah cabut nyawa dan malah mencabut nyawaku? Hehe ga
mungkin salah cabut ya. Tapi itu pernah ‘terjadi’. Maksudku, di suatu hari
pernah ada kejadian seorang keluarga pasien tiba-tiba jatuh disaat solat. Semua
berkumpul dan berusaha memberikan pertolongan pada ibunya. Tapi, kalau sudah
waktunya, tidak ada yang bisa mengelak ya. Justru keluarga penunggu pasiennya
yang dipanggil lebih dulu.
.....
Nad, aku baru menyadari kehidupan yang aku jalani saat ini
bisa dibilang sangat tidak normal. Layaknya pengabdi negara yang melepas titel
'warga sipil'nya. Aku dan seluruh budak-budak RS ini secara tidak langsung juga
melepas titel 'manusia normal'nya. Tidur tidak pernah cukup. Makan tidak pernah
beres. Terpapar infeksi-infeksi berat setiap hari. Perihal waktu? Jangankan
untuk orang-orang sekitar, jangankan untuk keluarga, waktu untuk diri sendiri
saja rasanya sudah dibabat habis. Waktu untuk Tuhan? Astaghfirullah.
Tapi,
syarat kehidupan agar terus belanjut adalah harus selalu ada pengorbanan, bukan?
Setiap ibu harus berkorban rasa sakit hingga nyawa untuk
melahirkan kehidupan baru. Setiap supir, masinis, pilot, dan pengemudi apapun
harus berkorban agar disetiap hari raya semua orang bisa berkumpul bersama
keluarga.
...
Nad, maafkan jika beberapa paragraf awal justru kesannya
seperti aku yang bercerita, kesannya tidak seperti hadiah. Tapi yang pasti aku
ingin Nad tahu suatu hal. Bahwa waktu kita tidak lama lagi dan mungkin disuatu
hari, aku bagimu atau kamu bagiku hanya tinggal sebatas foto dalam galeri.
Hanya tinggal sebatas percakapan-percakapan usang, hanya tinggal wajah dalam
ingatan. Waktu tidak pernah ada yang tahu. Tapi hingga detik ini dan insyaAllah
hingga sampai kapanpun aku bernapas di dunia ini, Nad harus tahu kalau Nad
sudah menjadi bagian yang krusial dari hidup seorang Zahara Bunga.
...
Nad, maafkan jika sekarang atau di suatu hari, waktuku jadi
susah untuk dibagi, even for just making this small gift. Aku masih belajar
untuk beradaptasi dengan semua tuntutan ini dan semoga adaptasiku tidak
memerlukan waktu lebih lama lagi. Berkat ini, aku jadi terpikir banyak hal.
Sekarang saja membagi waktu rasanya sesulit itu, bagaimana nanti kalau aku
sudah menjadi istri seseorang? Ibu seseorang?
...
Cinad, apa kabar detik ini?
Semoga hari ini dan seterusnya, aku tidak akan menemukan Nad
di rumah sakit manapun sebagai pasien. Semoga Nad justru datang berkunjung
untuk membawakanku makan siang misalnya. Hehe.
Aku ingin tahu banyak sekali perihal kehidupan Nad yang sudah
banyak terlewat. Aku ingin sekali tahu bagaimana lingkunganmu membuat Nad
menjadi seorang Nadya hari ini. Menjadi seorang Nadya yang tetap menjadi teman
terbaikku dan low profile seperti
adanya dulu.
Aku ingin bertemu dan tetap bertemu Nad untuk beberapa tahun
lamanya. Menceritakan keresahan disetiap periode kehidupan. Menceritakan
kegalauan, kebaperan, keputusan-keputusan hidup, bahkan merk popok anak yang
tidak bikin bokongnya merah-merah. Hehe.
...
Ternyata, kita sudah sampai di fase dimana kegalauan kita tidak
lagi hanya sebatas jodoh, tapi juga perihal kehidupan itu sendiri. Tapi,
bagaimanapun kerasnya kekuatan jarak dan waktu memisahkan, semoga Nad akan
selalu ada di setiap fase kehidupanku, dan begitupun aku selalu ada di setiap
fase kehidupanmu Nad.
...
Selamat menua, Nad!
Selamat mencicipi usia baru. Selamat menikmati hari-hari yang
tersisa. Semoga segala badai, segala petir, segala kerikil, segala pisau yang
menghujam, membuat Nad tumbuh menjadi manusia yang lebih kebal. Menjadi manusia
yang lebih beriman dan cinta pada Tuhan. Menjadi jiwa yang kelak kedatangannya
di langit disambut beribu malaikat.
With tons
of love
1 jam sebelum
sampai di RS
(dr.) Zahara Bunga H., (Sp.JP-K)
0 comments:
Post a Comment