Friday, September 30, 2016

[DAILY LIFE] S a r c a s m



Baiklah. Akan kumulai darimana hari ini?

Akhirnya. Pagi ini mataku terbuka lagi. Tanganku masih mengucek mata, seperti biasa. Oh, tanganku masih bisa digerakkan. Aku beranjak dari tempat tidur. Hendak merapikan. Prototipe yang sudah diajarkan sejak kecil melalui lagu anak-anak. Oh, sebentar. Kakiku masih bisa bergerak, kalau begitu. Aku menghembuskan napas lega. Oh, aku masih bernapas seperti biasa. Sepertinya semua berjalan normal seperti hari-hari kemarin. Aku masih utuh. 

Mempersiapkan diri untuk hal-hal yang dicanangkan untuk dilakukan hari ini. Mandi pagi, berpakaian rapi, dan bersolek, secantik/segagah mungkin. Demi memenuhi tuntutan untuk membersihkan diri, dan tak lupa juga, untuk memenuhi kepuasan akan pujian. Menyenangkan, bukan? Dipuji oleh setiap yang lewat?

Berangkat dan sampai di tempat tujuan. Sesuai ekspektasi. Sapaan oleh mereka yang mengenal. Pujian bagi mereka yang lebih dekat. Hidup terasa bahagia. Kebahagiaan bagi seseorang bisa sesederhana memperoleh pujian. Semenit kemudian, sosok yang diakui sebagai sahabat mendekat. Menanyakan 'sudah sarapan belum?'. Berencana melakukan hal-hal yang belum sempat dilakukan saat jam istirahat bermulai. Menyenangkan, bukan? Memiliki teman yang senantiasa menemani. Teman yang kita selalu bangga bila berjalan dengannya. Teman yang selalu kita pamerkan di media sosial. Teman yang bahkan kita tidak tahu apakah dia menganggap kita juga teman atau bukan. Well, dunia tidak selamanya sesuai ekspektasi, bukan? Tidak semua hubungan itu dikaitkan dengan kata "saling". Tidak semua hubungan itu berjalan dua arah.

Aku tidak menakut-nakuti. Hanya saja itu memang kenyataan. Berapa taksiran angka probabilitasnya? Ya tergantung situasi. Contohnya saja, semakin berat usaha untuk 'bertahan', angka probabilitas bisa mencapai lebih dari 50%. Seperti sekumpulan ular yang terkurung di dalam sebuah box. Merasa senasib. Merasa sama-sama terkungkung. Merasa sama-sama kelaparan. Tapi pada akhirnya lihat saja nanti. Siapa pada akhirnya yang akan duluan menggigit ekor ular lain.

Selepas kegiatan. Mencari tempat tuk istirahat sejenak. Memesan makanan dari sebuah kedai langganan. Ketika makanan sampai, begitu dilahap dengan segera tanpa curiga sedikitpun apakah makanan itu telah dibumbui keburukan atau tidak. "Tidak usah berlebihan, lah!" Aku tidak tahu bagaimana kamu menjalani hidup selama ini. Tapi di dunia ini apapun bisa terjadi. Manusia tidak selamanya 'manusia'.

Melanjutkan kembali aktivitas. Mengakhirinya sesuai jam yang telah ditentukan. Sesuai protap. Prosedur tetap. Ah, hidup sehari-hari rasanya terlalu menyedihkan jika harus patuh setiap detik pada 'prosedur' yang ada. Prosedur yang sebenarnya bermakna pembantaian, pengolahan yang membuat kita berubah menjadi produk sampah yang sama mengerikannya dengan mereka-mereka yang menetapkan 'prosedur'. Tapi jika keluar dari prosedur, maka aku akan dikatai oleh setiap mereka yang melihat. Hingga di orang yang kesepuluh, namaku sudah habis tercoreng. Ah, tercoreng masih jauh lebih baik. Setidaknya aku masih memiliki nama. Daripada namaku lenyap tidak berbekas sama sekali.

Aku kembali pulang. Aku sudah selesai dengan 'perjudian' hari ini. Mengendarai kendaraan mengkilat yang aku cicil setiap bulannya. Perhentian di lampu merah, sebuah kendaraan lain yang tak kalah mengkilatnya berada di samping. Wah, kendaraan yang sudah lama diimpikan! Berpikir keras bagaimana cara agar bisa segera memilikinya. Tender mana yang harus segera dikejar dan dimenangkan. Saking seriusnya hingga suara kricingan dan ketokan dari anak-anak berbaju lusuh diluar kaca kendaraan tidak terdengar. Hingga suara klakson dari barisan kendaraan dibelakang tak tergubris, disaat lampu perempatan telah berubah menjadi hijau.

Sesampai di rumah. Membuang badan keatas kasur. Letih luar biasa. Tapi masih semangat dan serius memikirkan pencapaian-pencapaian yang harus diraih. Begitulah aku. Haus pujian. Haus harta. Selalu percaya seutuhnya pada siapapun. Iri pada siapapun yang memiliki lebih. Tidak peduli orang lain karena aku hidup bukan atas bantuan orang lain. Aku hanya aku. Dengan segala target yang aku kejar.

Bagaimana denganmu?

[TRAVELLING] Pesona Pantai Gunung Kidul: Couldn't Ask for More! (Part 2/2)

Welcome back, beach lovers! Beach maniac! Beach enthusiast! :D

As I promised, aku akan melanjutkan pemaparan mengenai inner and outer beauty dari pantai-pantai di Gunung Kidul :)


Kalau kalian belum sempat melihat part 1 dari postingan ini, bisa cuss kesini --> Part 1


7. PANTAI DRINI





Lokasi :

Koordinat GPS: S8°8'17" E110°34'40" Lokasi : Desa Banjarejo - Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
(in case kalian belum membaca part 1 postingan ini, semua data "lokasi" untuk 15 pantai ini diambil dari sini )

Kesan :
Tidak bisa tidak mengatakan bahwa pantainya soooo much beautiful :D Di pantai ini banyak yang jualan seafood juga, banyak perahu nelayan juga, sama kayak pantai Ngrenehan (lihat di part 1). Bedanya, pantai ini jauh lebih luas, ada bukit yang bisa dipanjat, dan bau udaranya ga se-amis pantai Ngrenehan. 

What I found :

1. Pantai yang luas
2. Pasir putih
3. Banyak kedai hidangan laut dan perahu nelayan
4. Ada bukit yang bisa dipanjat. Naiknya bayar, kalo ga salah sekitar 2.000-4.000.
8. PANTAI KRAKAL








Lokasi :

Koordinat GPS: S8°8'43" E110°35'59" Lokasi : Desa Ngestirejo - Kecamatan Tanjungsari,Kabupaten Gunungkidul

Kesan :

Pantainya luas banget dan cantik as I expected! Jadi ada bocoran nih, mulai dari pantai Krakal sampai pantai Ngandong itu prototipenya ga jauh beda. Lokasinya juga lebih bertetangga dibanding pantai-pantai lain. That's why, kalau kalian bingung harus memilih 2 dari 4 pantai ini, saranku mendingan kalian ke Krakal dan Ngandong aja, karena cantiknya lebih beda :)

What I found :

1. Pantai yang luaaaas
2. Pasir putih
3. Ada bukit yang bisa dinaiki, kalo ga salah bayar juga. Sekitar 2.000-4.000
4. Cukup bersih dan tampak terkelola dengan baik
5. Sangat bersebelahan dengan pantai Slili, tinggal jalan kaki doang, terus nyampe :)

9. PANTAI SLILI





Lokasi :

Koordinat GPS: S8°8'42" E110°36'10" Terletak di Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Kesan :

Seperti yang sudah aku jelaskan di penjelasan pantai Krakal diatas, jika kalian punya waktu terjepit tapi ingin mengunjungi semua pantai yang ada di Gunung Kidul, pantai ini termasuk daftar yang dibawah-bawah (IMHO). I mean, semua pantai disini emang bagus banget, hampir semua berpasir putih dan airnya like crystal clear. Bukan berarti pantai Slili dan pantai Sadranan ga bagus untuk dikunjungi, but ada pantai-pantai lain yang lebih worth it untuk didatangi, yang "lebih bikin kita rajin zikir" karena memuji keindahan ciptaan-Nya terus :)
What I found :

1. Pasir putih
2. Ada bukitnya juga like you see in this photo, tapi ga bisa buat dinaiki (kalo ga salah), jadi bukitnya sebagai pembatas dengan pantai disebelahnya aja.
3. Bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari pantai Krakal


10. PANTAI SADRANAN




Lokasi :

Koordinat GPS: S8°8'44" E110°36'16" Lokasi : Desa Sidoharjo - Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Kesan :

Sama seperti pantai Slili.
What I found :

1. Pasir putih.
2. Pantai yang cukup luas
3. Pantai ini sama seperti pantai Krakal-Slili, kita bisa pindah ke pantai selanjutnya (pantai Ngandong) hanya dengan berjalan kaki :) Tidak ada bukit yang membatasi. Garis batas antara keduanya sejajar dengan pulau yang bisa kalian lihat di foto diatas.


11. PANTAI NGANDONG




Lokasi :
Koordinat GPS: S8°8'47" E110°36'20" Lokasi : Desa Sidoharjo - Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. 
Kesan :

Sebenarnya pantainya sama dengan yang lain (pasir putih dengan air superbening), tapi di pantai ini ada bukit yang bisa dinaiki, bayar juga naiknya (semacam sumbangan sukarela gitu kalo ga salah). Dari atas bukit ini kita bisa ngeliat sejauh mata memandang! Bukit yang ada tulisan Pantai Krakalnya pun masih bisa terlihat di puncak bukit ini. Btw foto yang ketiga itu diambil dari puncak bukitnya :)

What I found :

1. Pasir putih
2. Ada bukit yang bisa dinaiki
3. Bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari pantai Sadranan.
12. PANTAI INDRAYANTI (PULANG SAWAL)





Lokasi :
Koordinat GPS: S8°9'2" E110°36'44" Lokasi :Desa Tepus - Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Kesan :

Hasil dari review beberapa orang, sebagian besar merekomendasikan pantai ini. Dan benar saja, saking direkomendasikanya, pantai ini termasuk dua dari lima belas pantai (satunya lagi pantai Baron) yang aku kunjungi yang kumpulan manusianya paling membludak :0 Jadi keindahan pantainya yang sesungguhnya jadi agak berkurang :( tapi TBH kalo kesini pas lagi ga hari libur dan sepi pasti bakal bagus banget :')


What I found :

1. Pantai yang luaas
2. Pasir putih
3. Ada bebatuan besar
4. Bukitnya ada dua yang bisa dinaiki, satu di barat, satu di timur. Dua-duanya bayar (lupa berapa, tapi ya kisaran segitu juga, 2.000-4.000). Bukit yang di timur lebih gede dari yg dibarat. Foto yang kedua itu diambil dari atas bukit yang di barat. Di bukit yang sebelah timur kita bisa langsung lihat dan bahkan turun ke pantai selanjutnya, yaituuu :

13. PANTAI TRENGGOLE


Lokasi :
Koordinat GPS: S8°9'7" E110°36'53" Lokasi : Sebelah timur/bersebelahan dengan pantai Indrayanti. Desa Tepus - Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta 
Kesan :

Yep! Foto ini diambil dari atas bukit bagian timurnya pantai Indrayanti. Coba tengok, walaupun pantainya bersebelahan, tapi jumlah kumpulan manusianya jauh berbeda. Yang satu super ramai dan yang satu malah sepi. Padahal kalau dilihat-lihat, prototipenya ga jauh beda. Mungkin akses daratnya kali yang agak susah (kurang tau juga sih, karena aku ga turun ke pantai ini).


What I found :

Sama seperti pantai Indrayanti. Ada pasir putih dan bebukitan yang bisa dinaiki.


14. PANTAI POK TUNGGAL



Lokasi :
Koordinat GPS: S8°9'20" E110°37'17" Lokasi : Desa Tepus - Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Kesan :

Dibanding pantai-pantai lain, akses ke pantai ini bisa dibilang cukup "hmm". Lebih sempit dan kalau tidak salah ga diaspal. Tapi worth it untuk ditempuh kok! Aku nyampe sini pas udah sore, jadi pantainya udah mulai surut (bisa dilihat dari foto diatas). Pantainya luas banget. Seru buat acara keluarga-keluarga kecil (ala-ala Return of Superman gitu ^^). 

Karena pantainya lagi surut, jadi bisa keliatan kalo sebenarnya tekstur pasir dan batu-batu kecil tempat kita berpijak di pantainya itu ga rata. Didekat bebukitan yang ada di foto kedua itu, banyak cekungan-cekungan mulai dari yang dangkal sampai yang selutut. Jadi hati-hati kalo bawa anak kecil bisa kecebur di cekungannya. BTW di cekungan itu banyak ikan-ikan kecil plus bintang laut juga :)

Oiya satu lagi. (Sepertinya ini berlaku untuk semua pantai disini). Meskipun sore dikatakan adalah waktu surutnya pantai, tapi harus siap siaga dengan serangan ombak besar yang tiba-tiba datang (serius!). Serangan ombaknya ini datang episodik, hanya sebentar, tapi sekali datang itu gede bangett. Kalo lagi sial bisa langsung basah sampai ke pinggang :0


What I found :

1. Pantai yang luass
2. Ada bukit yang bisa dinaiki juga
3. Bebatuan kecil-besar
4. Pasir putih yang bikin kaki tenggelam

15. PANTAI SIUNG



Lokasi :
Koordinat GPS: S8°10'55" E110°40'58" Lokasi : Desa Purwodadi - Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Kesan :

Dari 15 pantai yang aku kunjungi selama dua hari perjalanan ini, pantai Siung adalah penutup yang L-U-A-R-B-I-A-S-A. Di pantai ini ada bebatuan yang lebih banyak. Prototipenya mungkin sama dengan pantai lainnya. Yang bikin excited itu adalah saat kalian naik ke bukitnya, dan ngeliat pemandangan yang ada dari puncak bukit tersebut (terutama pemandangan disebelah kiri/timur). Sayang banget waktu nyampe di puncak udah mulai magrib, dieksaserbasi dengan kemampuan kamera HP yang tidak mumpuni disaat gelap, jadi hasil fotonya kurang bagus. But seriously pemandangan dari puncak bukitnya itu so hard to move on :") extremely mashaAllah :") 
Oiya, dipuncak bukit itu lebar jalannya cuma sekitar 1 meter plus anginnya lumayan kencang. Jadi harus hati-hati :o



What I found :

1. Struktur pantai yang terlihat cukup berbeda dari pantai sebelumnya
2. Pasir putih
3. Banyak bebatuan
4. Ada bukit yang bisa dinaiki dan memang harus dinaiki! Sayang banget kalau ke pantai Siung tapi ga naik ke puncak bukitnya :0


............................................................................................................

Akhirnya tulisan ini selesai jugaa. Overall dari lima belas pantai yang sudah aku kunjungi dan review disini, it'll be better kalo aku memberi rating, mana pantai-pantai yang lebih wajib dikunjungi. IMHO ini pantai-pantai terbaik :D
1. Pantai SIUNG
2. Pantai NGOBARAN
3. Pantai KUKUP
4. Pantai POK TUNGGAL

Postingan ini memang baru membahas 15 dari 48 pantai yang ada di Gunung Kidul, but semoga ini bisa bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkan. Kalau ada tanggapan, jangan sungkan-sungkan memanfaatkan kolom komentar down below :))

Wednesday, September 28, 2016

[REVIEW] Tes Kepribadian dan Penentuan Bakat di Youthmanual !~


Beberapa minggu yang lalu, disaat lagi ngutak-atik gadget, ga sengaja nemu OA Line yang nge-promote buat ikut semacam acaranya Youthmanual gitu, sama ikut tes juga untuk tau kepribadian dan bakat kita. Mumpung si OA Line langsung ngasih link ke web-nya, jadi cuss langsung nyobain.

Dan.

Tes nya banyak banget :D

Jadi secara keseluruhan ada tiga macam tes :
1. Tes Kepribadian 
2. Tes Minat
3. Tes Gaya Belajar

daan.. soal di masing-masing tes itu ada banyaak. Sebenarnya sih ini bagus, karena makin banyak soal, makin banyak parameter yang jadi acuan, dan kemungkinan valid makin besar.

Sebenarnya aku awalnya cuma mau ikut tes kepribadiannya aja, karena aku sudah kuliah (tahun akhir!) dan sudah jatuh cinta dengan apa yang dijalani saat ini. But i ended up ikut ketiga-tiganya karena "yaudahlah, tanggung, coba aja semuanya" :D

Jadi, bagaimana hasilnya? Worth it gak sih?
Jika harus dihitung skala 1-10, I'd love to give 9.5 ! :))

(+) Soalnya banyak banget. Jadinya validitasnya juga lebih baik.
(+) Websitenya terlihat professional
(+) Sangat dianjurkan untuk anak-anak SMA yang masih bingung mau lanjut kuliah dimana
(+) Juga dianjurkan buat kamu yang suka evaluasi diri, mencari tahu potensi positif dan energi negatif yang harus segera dibuang.
(+) GRATIS

Buat yang penasaran, ini link nyaa --> Youthmanual
Ini link buat kamu yang pengen tahu lebih jauh apa itu Youthmanual --> Tentang Youthmanual
Selamat mencobaaa :D

Buat yang pengen tahu hasilnya itu nanti bakal kayak gimana, bisa lihat gambar screenshot-an dibawah ini :












This entry was posted in

Tuesday, September 27, 2016

[DAILY LIFE] Homesick (part 2)


Pernahkah seseorang bertanya kepadamu,
"Pernahkah kamu menangis saat begitu rindu ingin pulang?"

Kalau ada,
Boleh ku bertanya, "apa jawaban yang kamu berikan padanya?"

Jika jawabanmu 'Pernah',
Boleh ku bertanya, "berapa lama kala itu kamu menangis?"

Boleh ku bertanya lagi,
"apa yang kamu lakukan kala itu agar bisa tetap bertahan?"

Boleh ku bertanya lagi,
"apa kamu pernah menyesal telah pergi?"

Boleh ku bertanya lagi,
"apa kamu pernah menyesali kehidupan yang kamu jalani sekarang?"

Boleh ku bertanya lagi,
"jika pernah, apakah penyesalan itu pernah hilang dan hanya bersifat sementara atau menetap hingga saat ini?"

Monday, September 26, 2016

[DAILY LIFE] Homesick



Seberapapun besarnya perasaan homesick, seberapapun kuatnya rasa tidak ingin balik, seberapapun menyedihkannya berpisah, aku harus tetap kembali.

Ke perantauan.
Mengusahakan sesuatu yang dulu sudah aku putuskan untuk jalani.
Menyelesaikan sesuatu yang dulu sudah terlanjur aku pilih.

Semua pasti akan berakhir. Semua pasti akan ada ujungnya. Wahai aku, bersabarlah (!)

Karena tidak semua orang diberi kesempatan untuk 'memilih'.

Waktu tidak kenal istirahat. Pulang itu pasti akan datang. Usahakan yang terbaik, agar banyak yang bisa diceritakan, agar banyak yang bisa dibagikan, nanti, saat pulang.

Sunday, September 11, 2016

[DAILY LIFE] You Know You're Doing What You Love When...



Mau kuberitahu sesuatu yang cukup esensial di hidup ini tidak? Ternyata, banyak sekali komponen yang harus terlibat dalam proses penentuan jati diri dan impian yang mengikuti dibelakangnya.

Jika kamu pikir kamu sudah cukup dewasa untuk menentukan semuanya atas kehendak sendiri, itu sebenarnya artinya kamu belum cukup dewasa.

................................

Aku memang masih duapuluhsatu tahun. Memang belum sebanding dengan mereka yang lebih senior dalam mengunyah kegagalan dan menelan keputusasaan. Tapi berbagi kebaikan itu perlu, kan? Bukankah Allah mengatakan 'sampaikanlah walau satu ayat'?

................................

Baiklah. Sekarang coba hitung, sudah berapa kali kamu mengganti cita-citamu sejak pertama kali berkenalan dengan yang namanya "cita-cita"? Pasti tidak terhitung. Bolehlah aku berbagi pengalaman. Kalau kamu tidak tertarik, kamu bisa langsung loncat membaca paragraf setelah tanda garis (-----------). Tapi kalau kamu penasaran, well, this is it! 

Cita-citaku yang paling pertama adalah menjadi guru. Iya, guru! Lalu entah dikelas berapa, berubah menjadi ustazah (!) Lalu disaat kelas 6, berubah menjadi dokter bedah yang tidak sekedar ingin, tapi bahkan sampai diikrarkan dihadapan beberapa 'orang'!

Saat rokku menjadi biru, aku ingin menjadi reporter. Tapi sesaat kemudian, berkat tugas bahasa Indonesia tentang penampilan drama dimana aku yang jadi penulis naskah dan mengatur semuanya, cita-cita itu berubah menjadi sutradara. Lalu berkat aktifnya aku menulis di mading kelas dan kemudian dinobatkan jadi ketua mading, si cita-cita berubah lagi menjadi penulis. Lalu entah karena alasan apa, ia berubah lagi menjadi penerjemah. Lalu berkat seorang teman yang sama ambisnya, sama-sama pengen kuliah di Harvard dan  jalan-jalan keluar negeri, berubah lagi ia menjadi diplomat, karena aku ingin keliling dunia!

Saat rokku berubah abu-abu, aku masih ingin menjadi diplomat, namun sesaat kemudian sesosok senior yang ku'kagumi' ingin menjadi arsitek dan entah bagaimana yang terjadi aku berbalik arus ingin menjadi arsitek. Dan aku sempat merasa ini adalah cita-cita paling mantap, sejak aku mulai menghirup oksigen di bumi. Aku suka menggambar. Aku suka rumah. Aku suka menggambar rumah dan memang ada bukti atau yang disebut para profesional sebagai "portofolio". Aku punya buku khusus yang isinya berbagai maket rumah yang aku rancang sendiri. Aku rutin membeli majalah atau koran yang berhubungan dengan arsitektur atau interior. Ini semua terasa begitu nyata. Aku terobsesi. Dan ini semua akhirnya berujung pada mendaftarnya aku pada salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia, ITB, dan mengambil SAPPK sebagai pilihan pertama saat aku mendaftar SNMPTN Undangan.

Pada awalnya, aku hanya mengisi satu dari empat pilihan yang tersedia. Aku begitu terbutakan, overly ambisius, dan menjadi tidak logis. Tapi Allah tidak pernah lupa mengurus hamba-Nya. Aku mendadak jadi teringat bahwa aku sangat suka astronomi dan geologi, pokoknya segala tentang bumi dan alam semesta. Aku juga sangat tertarik! Jadilah aku menempatkan FITB di ITB sebagai pilihan kedua.

Baiklah. Ini terasa lebih baik. Setidaknya jika SAPPK menolakku, FITB bisa menjadi tempat perlindungan yang cukup baik. Aku menelepon Bunda untuk memberitahu. Mengetahui aku hanya mengisi dua dari empat pilihan, bunda yang belakangan ini sering mengode agar aku masuk kedokteran pun bersikeras. Tidak pernah sekalipun terbayangkan akan melanjutkan kuliah di Padang, apalagi kedokteran! Mimpi apa aku?! 

Aku berpikir cukup lama sebelum memasukkan FK UNAND sebagai pilihan ketiga. Aku coba bayangkan, kehidupan yang akan terjadi jika aku benar-benar berujung di FK. Berjalan masuk ke gerbang FK, bergumul dengan buku-buku yang tak terhingga jumlahnya, dan mulai menegosiasi diri. "Well, kalau aku masuk FK, maka otakku tidak akan mendidih lagi mengerjakan soal-soal matematika, apalagi fisika atau kimia. Kalau aku masuk FK, maka aku akan menghabiskan sisa hidup dengan membaca, membaca, dan membaca sampai gila."

Baiklah, sebenarnya itu bukan ide yang buruk juga. Kalau boleh jujur, aku suka kok membaca buku-buku biologi. Dan mendadak aku teringat, waktu kelas tiga SMP, aku pernah membeli satu buku yang judulnya "Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis" dan aku candu membacanya. Lama-lama ini menjadi masuk akal. Baiklah, mungkin kuliah di FK ada baiknya juga. Dan "terketoklah palu". Aku resmi mendaftar pada ketiga pilihan tersebut. Dengan hati yang cukup yakin bahwa aku akan diterima di pilihan satu atau dua. Jika dua pilihan tersebut gagal, maka aku akan ikut ujian SBMPTN.

Meskipun aku mengisi pilihan ketiga secara sadar sepenuhnya, tidak pernah terlintas bahwa aku akan diterima di FK. Karena yang pertama, menurut informasi yang aku dapat, FK UNAND hanya memilih siswa yang menjadikan jurusan tersebut sebagai pilihan pertamanya di SNMPTN Undangan. Yang kedua, benar-benar tidak terhitung banyaknya teman-teman sekolah yang menjadikan FK sebagai tujuan, apalagi FK UNAND yang notabene lokasinya lebih dekat dan bagus pula (im not bragging abt my univ, this is what I honestly think abt FK Unand at that time).

Dan tibalah saatnya, di salah satu tanggal paling bersejarah sepanjang zaman, 27 Mei 2013 (bertepatan dengan ulang tahunku yang ke-18), pukul 16.10 WIB, dengan debaran jantung yang semakin menjadi-jadi, muncullah suatu laman website yang mengubah segalanya.




Jujur dari palung hati paling dalam, aku kaget dan shock luar biasa! Bahkan membayangkan -apa yang terjadi saat itu- saat tulisan ini diketik, rasanya sungguh awkward! Untuk beberapa waktu lamanya aku terkungkung dalam tahapan denial, menolak bahwa ini benar-benar terjadi, dan yang lebih parah adalah I'm not even dreaming! Sampai akhirnya Allah mulai bertindak dan membuat fokusku beralih ke yang lain. Aku mulai mencari mimpi yang lain, yang lebih 'cantik' dan lebih menantang. Aku searching semua bidang spesialisasi dokter. Aku eliminasi satu persatu pilihan yang ada dan tersisalah satu pilihan yang terbaik menurutku.

Sp.JP (Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah). Aku teringat bahwa saat belajar biologi kemaren-kemaren itu, materi tentang jantung dan sirkulasi adalah materi paling menyenangkan dan mudah dipahami! And see, itu semua terbukti saat aku masuk blok 3.2 (blok gangguan kardiovaskular di semester 5). Dan sekarang cita-cita ini genap berusia 3 tahun!

___________________________________________________________________________


Okay. Jadi yang diatas itu adalah prolognya.

Terhitung hari ini, sudah lebih dari tiga tahun aku survive di FK. Sekarang sudah masuk tahun ke-4 (semester 7) --> tahun dan semester terakhir sebagai mahasiswa pre-klinik! Di semester ini, aku tak hanya bergulat dengan skripsi, tapi juga Junior Clerkship (JC). 

Sebenarnya dari hari pertama memulai kuliah disini, aku tau kalau aku bakal betah dan bakal suka. Tapi egoisme dan rasa gengsi yang berlebihan terkadang muncul ke permukaan dan merusak semangat yang tadinya sudah tumbuh subur tanpa perlu nutrisi. Dibumbui dengan adanya kesempatan ikut SBMPTN di penghujung semester dua. Akibat perperangan batin yang cukup luar biasa, dipenghujung semester pertama, di blok 1.3 (Neuromuskuloskeletal) nilaiku jadi jelek. R.e.m.e.d.i.a.l. Dan ini semakin mengguncang pondasi yang dari awal memang sudah tidak stabil juga.

But, once again, Allah tidak pernah lupa mengurus hamba-Nya. Melalui manusia-manusia tercinta yang aku miliki, aku kembali berdiri dan memantapkan apa yang harus dimantapkan. Memperbaiki kembali niat. Menciptakan target-target baru. Mulai menjalani apa yang memang seharusnya dijalani, bukannya berbalik arah dan berlari. Aku berhasil melewati ini semua dengan memuaskan dan memasuki semester baru dengan perasaan yang juga baru.

--> BALIK LAGI KE.... SKRIPSI DAN JC

Aku menjalani kuliah setiap hari dengan "keinginan yang kuat untuk menjadi dokter Sp.JP(K)" setia mendorong dibelakang. Walaupun terkadang si malas menampakkan diri, niat tadi tidak pernah berubah. Aku ingin menjadi dokter! Aku ingin jadi dr. Sp.JP(K)! Aku ingin jadi pembicara di simposium-simposium kardiovaskular seperti yang dilakukan oleh dr. F, dr. Y, dan dr. K ! 

Dan JC hadir mengeksaserbasi semuanya!

Jadi, JC ini stratanya itu ada dibawah Koass (Senior Clerkship). Belajarnya sama-sama di rumah sakit. Sama-sama cari dan belajar dari pasien asli. Sama-sama bikin status dan presentasi. Bedanya, kalau JC itu praktikalnya cuma anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sedangkan kalo koas sampai ke diagnosis dan tatalaksana.

Dan JC hadir mengeksaserbasi semuanya!

Meskipun super melelahkan karena harus keliling-keliling rumah sakit, meskipun terkadang harus pulang malam, meskipun terkadang merasa bego saat ditanyain konsulen tapi gatau jawabannya, saat JC ini berakhir di hari tersebut, rasanya bahagia dan puas luar biasa! Karena selama di preklinik (tutorial, KP, skills lab, dll), motivasinya adalah "yang penting selesai" or "yang penting ada bahan buat ngomong" or "yang penting lulus" or alasan-alasan gak bermutu lainnya.

But, melalui JC ini, motivasi-motivasi jadul itu mulai bergeser kearah yang lebih baik. Aku belajar karena aku ingin tahu apa yang sebenarnya patofisiologi sedang terjadi pada pasien tersebut. Aku belajar karena aku ingin tahu apa yang seharusnya aku lakukan untuk membantu menyembuhkannya. Aku belajar karena aku ingin tahu bagaimana seharusnya aku memberi penjelasan atau memberi jawaban atas pertanyaan pasien atau bersikap padanya. Aku belajar karena aku ingin menolongnya.

_______________________________________________________________________

Melalui tulisan yang cukup panjang ini, di penghujung cerita, aku ingin menyampaikan beberapa hal...

1. Banyak sekali komponen yang harus terlibat dalam proses penentuan jati diri dan impian yang mengikuti dibelakangnya. Itu artinya, berapapun umurmu, kamu tidak selalu bisa menentukan SEMUANYA sendiri, tanpa ada andil orang lain. 

Akan ada banyak orang yang memberi masukan, mempengaruhi, menyadarkanmu akan apa sebenarnya yang kamu inginkan dan senangi dalam hidup. Namun orang lain adalah orang lain. Kamu adalah kamu. Orang lain boleh mempengaruhi, tapi kendali tetap ada padamu. Pikirkan baik-baik dalam kondisi hati yang sedang stabil, "apa ini yang benar-benar kamu inginkan?"  "apa ini yang benar-benar kamu sukai?"  " apa ini yang benar-benar kamu tidak akan pernah menyesal dengannya?"

Karena aku teringat satu hal. Aku mengatakan bahwa aku punya portofolio berupa maket-maket rumah yang aku desain sendiri. Aku bisa merancang namun aku tidak begitu ahli menggambar, atau bahkan menciptakan sebuah gambar baru! Saat itu yang terpikir adalah apapun yang terjadi, pokoknya aku mau kuliah di arsitektur! Urusan menggambar, nanti kan bisa dilatih perlahan-lahan. Aku memaksakan diri bahwa aku pasti bisa disaat hatiku sendiri ragu apakah aku akan bisa melakukannya atau tidak.

Again, karena aku teringat satu hal. Aku senang membaca. Bahkan aku sudah tertarik dengan kedokteran sejak aku membeli buku "Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis" saat SMP dulu. Namun aku membutakan semuanya dengan prinsip baru yang "dibuat-buat" --> "aku tidak suka menghafal" --> disaat aku tau otakku jauh lebih cepat mendidih ketika mengerjakan rumus-rumus.


2. Ketika kamu terjebak dalam aktivitas yang kamu bilang tidak kamu senangi (contoh konkrit: merasa salah jurusan), alangkah lebih baiknya jika yang kamu lakukan pertama kali adalah menerimanya. Menerima bahwa ini sudah ketetapan Dia. Menerima bahwa Dia lebih tahu tentangmu daripada dirimu sendiri. Jika kamu sudah merasa netral, sudah merasa objektif, "oke, aku terima. Ayo kita jalani saja dulu, aku penasaran akan seperti apa ini nantinya!" --> maka jalanilah dengan sangat sungguh-sungguh, dan disitulah kamu pada akhirnya akan tahu, apakah kamu sebenarnya memang salah aktivitas (salah jurusan) atau tidak. Kamu harus menepiskan semua egoisme, denial, dan rasa apapun yang membuat penilaianmu menjadi tidak objektif. Kamu harus menetralkan perasaanmu disaat kamu harus berencana untuk memutuskan sesuatu.

Remember --> Allah knows best! Allah Maha Mengetahui segala sesuatu!

Setiap kita punya jatah waktu masing-masing terkait "kapan kita akan mengetahui bahwa yang sedang kita lakukan ini adalah yang tidak akan membuat kita menyesal". Contohnya, aku mengetahui bahwa aku menyukai bidang kedokteran ini di hari pertama masuk kuliah. Namun aku mengetahui bahwa aku tidak akan pernah menyesal tenggelam di bidang ini sekitar tiga tahun kemudian, saat aku memulai JC di rumah sakit.


___________________________________________________________________________


My last words.. 

Aku sangat berharap tulisan ini dapat memberikan pencerahan jika kamu sedang berada dalam kondisi yang pernah aku alami ini. I sincerely pray for your best (to anyone who read this). See you on top when I see you!





[REVIEW] Pick Up Lines from "Mahasiswa 1/2 Dewa" !


Ket :
Orange --> Buku 1  &  Hijau --> Buku 2


Aku termasuk golongan orang-orang yang mager beli buku bertajuk motivasi atau penyemangat atau apapun itu, you name it. But, pada akhirnya buku ini ada di kantong belanja sepulang dari gramedi*. Satu-satunya alasan aku membelinya adalah karena pengarangnya adalah sesosok "S.Ked" dan seniorku pula, dan senior se-dosen PA pula (yang ini sih gak ada hubungannya). Lha, terus apa pentingnya kalau penulisnya S.Ked? dan FK Unand pula? Ya, tentu saja P-E-N-T-I-N-G, karena isinya pasti bakal lebih relevan dengan kehidupanku sehari-hari, apalagi si kakak dari FK Unand. 

TAPI, setelah selesai dibaca, aku berubah pikiran.

Buku ini cocok dibaca oleh soon-to-be-mahasiswa dan mahasiswa-on-progress jurusan apapun!

Awalnya pengen bikin sebuah resume atau review atau rangkuman atau semacamnya. But I changed my mind. Sulit melakukannya karena semua bagian didalam buku tersebut bermakna! Masing-masing bagiannya men-trigger secara spesifik reseptor-reseptor semangat didalam tubuh! Oleh sebab itu, here it is! I'll give you my version of "Mahasiswa 1/2 Dewa pick-up-lines" :)


......................................
......................................


"Kita gak harus milih. Tidak harus meninggalkan salah satunya buat bisa sukses di bidang tertentu. Kita bisa sukses dalam dua bidang itu. Serius. Bukti sederhana nih, ketika kita bernapas, apa kita berhenti melihat atau mendengar?"
(Buku 1 - Hal. xxvii)


"Satu-satunya solusi agar bisa bertahan adalah bikin tubuh kita terbiasa mengerjakan hal-hal tersebut tanpa harus menghentikan salah satunya. Awalnya memang nggak mudah, tapi yang namanya skills emang harus dilatih."
(Buku 1 - Hal. xxvii)


"Awal perjalanan menuju sukses adalah dengan melatih kemampuan kita satu-persatu hingga benar-benar mahir."
(Buku 1 - Hal. xxviii)


"....ternyata butuh proses dan pembiasaan."
(Buku 1 - Hal. xxix)


"Tugas kita sebagai manusia hanyalah memantaskan diri, melakukan upaya terbaik dengan terus menaruh harapan kepada Allah. Hasil akhir? Biarlah dia yang menentukan."
(Buku 1 - Hal. 17)


"Papa selalu mengingatkan kami, anak-anaknya untuk terus bersyukur terhadap nikmat dari Allah, walau kecil harus disyukuri dulu. Karena hal inilah yang akan memancing nikmat yang lebih besar lagi untuk datang."
(Buku 1 - Hal. 28)


"Proses ga bakal mengingkari hasil."
(Buku 1 - Hal. 33)


"Yang terpenting, jangan bandingkan kesuksesanmu dengan orang lain karena itu sungguh gak adil."
(Buku 1 - Hal. 33)


"Sukses adalah ketika kita menetapkan sebuah target kemudian melampauinya."
(Buku 1 - Hal. 34)


"Ternyata asal ada niat, usaha, doa, ridho orang tua, dan (yang pasti) izin Allah, nggak ada tuh yang mustahil!"
(Buku 1 - Hal. 38)


"Masa kuliah adalah masa paling potensial buat ngebentuk jati diri, buat tau siapa dan mau apa kita nantinya."
(Buku 1 - Hal. 113)


"Berkumpul bersama orang-orang se-visi adalah cara terbaik untuk mencapai keinginan bersama."
(Buku 1 - Hal. 113)


"If you can dream it, you can do it!"
(Buku 2 - Hal. xix)


"Mimpi hanya ada di dunia mimpi. Tugas saya adalah bangun dari tidur dan mulai membuat mimpi itu ada di dunia nyata."
(Buku 2 - Hal. 3)


"Memastikan diri kita akan tetap hidup dan terus bertahan.."
(Buku 2 - Hal. 4)


"Kalau kita gak bisa mendisiplinkan diri sendiri, bersiaplah. Dunia yang akan melakukannya kepada kita."
(Buku 2 - Hal. 15)


"Nggak ada yang peduli sama masa depan kita selain diri kita sendiri."
(Buku 2 - Hal. 16)


"Tugas pertama kita adalah mengalahkan diri kita, bukan orang lain. Artinya kita harus meraih target yang kita bikin, bukan membandingkannya dengan orang lain."
(Buku 2 - Hal. 24)


"Maut gak peduli dengan usia."
(Buku 2 - Hal. 30)


"Orang pintar adalah orang yang paling sering mengingat mati dan melakukan upaya terbaik untuk mempersiapkannya."
(Buku 2 - Hal. 30)


"Keluar dari zona nyaman!"
(Buku 2 - Hal. 65)


"Ini hanya masalah jam terbang. Semakin sering kamu berlatih, kamu akan semakin mahir."
(Buku 2 - Hal. 66)


"Minimal: Memimpin diri sendiri!"
(Buku 2 - Hal. 150)


"Everything you can imagine is real."
(Pablo Picasso)


"Travel while you're young and able. Don't worry about the money, just make it work. Experience is far more valuable than money will ever be."
(Anonim)


"The future belongs to those who prepare for it today."
(Malcolm X)


"A quitter never wins and a winner never quits!"
(Napoleon Hill)


...................................
...................................
This entry was posted in