Friday, September 30, 2016

[DAILY LIFE] S a r c a s m



Baiklah. Akan kumulai darimana hari ini?

Akhirnya. Pagi ini mataku terbuka lagi. Tanganku masih mengucek mata, seperti biasa. Oh, tanganku masih bisa digerakkan. Aku beranjak dari tempat tidur. Hendak merapikan. Prototipe yang sudah diajarkan sejak kecil melalui lagu anak-anak. Oh, sebentar. Kakiku masih bisa bergerak, kalau begitu. Aku menghembuskan napas lega. Oh, aku masih bernapas seperti biasa. Sepertinya semua berjalan normal seperti hari-hari kemarin. Aku masih utuh. 

Mempersiapkan diri untuk hal-hal yang dicanangkan untuk dilakukan hari ini. Mandi pagi, berpakaian rapi, dan bersolek, secantik/segagah mungkin. Demi memenuhi tuntutan untuk membersihkan diri, dan tak lupa juga, untuk memenuhi kepuasan akan pujian. Menyenangkan, bukan? Dipuji oleh setiap yang lewat?

Berangkat dan sampai di tempat tujuan. Sesuai ekspektasi. Sapaan oleh mereka yang mengenal. Pujian bagi mereka yang lebih dekat. Hidup terasa bahagia. Kebahagiaan bagi seseorang bisa sesederhana memperoleh pujian. Semenit kemudian, sosok yang diakui sebagai sahabat mendekat. Menanyakan 'sudah sarapan belum?'. Berencana melakukan hal-hal yang belum sempat dilakukan saat jam istirahat bermulai. Menyenangkan, bukan? Memiliki teman yang senantiasa menemani. Teman yang kita selalu bangga bila berjalan dengannya. Teman yang selalu kita pamerkan di media sosial. Teman yang bahkan kita tidak tahu apakah dia menganggap kita juga teman atau bukan. Well, dunia tidak selamanya sesuai ekspektasi, bukan? Tidak semua hubungan itu dikaitkan dengan kata "saling". Tidak semua hubungan itu berjalan dua arah.

Aku tidak menakut-nakuti. Hanya saja itu memang kenyataan. Berapa taksiran angka probabilitasnya? Ya tergantung situasi. Contohnya saja, semakin berat usaha untuk 'bertahan', angka probabilitas bisa mencapai lebih dari 50%. Seperti sekumpulan ular yang terkurung di dalam sebuah box. Merasa senasib. Merasa sama-sama terkungkung. Merasa sama-sama kelaparan. Tapi pada akhirnya lihat saja nanti. Siapa pada akhirnya yang akan duluan menggigit ekor ular lain.

Selepas kegiatan. Mencari tempat tuk istirahat sejenak. Memesan makanan dari sebuah kedai langganan. Ketika makanan sampai, begitu dilahap dengan segera tanpa curiga sedikitpun apakah makanan itu telah dibumbui keburukan atau tidak. "Tidak usah berlebihan, lah!" Aku tidak tahu bagaimana kamu menjalani hidup selama ini. Tapi di dunia ini apapun bisa terjadi. Manusia tidak selamanya 'manusia'.

Melanjutkan kembali aktivitas. Mengakhirinya sesuai jam yang telah ditentukan. Sesuai protap. Prosedur tetap. Ah, hidup sehari-hari rasanya terlalu menyedihkan jika harus patuh setiap detik pada 'prosedur' yang ada. Prosedur yang sebenarnya bermakna pembantaian, pengolahan yang membuat kita berubah menjadi produk sampah yang sama mengerikannya dengan mereka-mereka yang menetapkan 'prosedur'. Tapi jika keluar dari prosedur, maka aku akan dikatai oleh setiap mereka yang melihat. Hingga di orang yang kesepuluh, namaku sudah habis tercoreng. Ah, tercoreng masih jauh lebih baik. Setidaknya aku masih memiliki nama. Daripada namaku lenyap tidak berbekas sama sekali.

Aku kembali pulang. Aku sudah selesai dengan 'perjudian' hari ini. Mengendarai kendaraan mengkilat yang aku cicil setiap bulannya. Perhentian di lampu merah, sebuah kendaraan lain yang tak kalah mengkilatnya berada di samping. Wah, kendaraan yang sudah lama diimpikan! Berpikir keras bagaimana cara agar bisa segera memilikinya. Tender mana yang harus segera dikejar dan dimenangkan. Saking seriusnya hingga suara kricingan dan ketokan dari anak-anak berbaju lusuh diluar kaca kendaraan tidak terdengar. Hingga suara klakson dari barisan kendaraan dibelakang tak tergubris, disaat lampu perempatan telah berubah menjadi hijau.

Sesampai di rumah. Membuang badan keatas kasur. Letih luar biasa. Tapi masih semangat dan serius memikirkan pencapaian-pencapaian yang harus diraih. Begitulah aku. Haus pujian. Haus harta. Selalu percaya seutuhnya pada siapapun. Iri pada siapapun yang memiliki lebih. Tidak peduli orang lain karena aku hidup bukan atas bantuan orang lain. Aku hanya aku. Dengan segala target yang aku kejar.

Bagaimana denganmu?

0 comments:

Post a Comment