Monday, October 10, 2016

[PROJECT] Questions No One Ever Asks (Part 2)




SO HAPPY TO BE BACK HERE AGAIN! :)

Aku kembali lagi dengan kelanjutan 'my first-ever challenging project' :D IMHO pertanyaan untuk part 2 ini terasa lebih menarik, and lucky me, aku menemukan sekumpulan pertanyaan baru dari sumber lain yang ternyata jauh lebih challenging! Soooo cant wait for posting all of them with the answers of these best people :D Anyway responden project mulai dari part 2 ini sudah bertambah satu, jadi totalnya ada 8 (excluding me) :

1. Shelby M. Istiqomah (Telkomsel) --> visit her blog here
2. Nadya El Khair (STIS, 2013)
3. Puspita Alwi (Psikologi UI, 2013) --> visit her blog here
4. Dhayika Anintia Besari (FK UNAND, 2013)
5. Oktarina N. Anjas (FK UNAND, 2013) --> visit her blog here
6. Quarto Nanda Alfikri (T. Industri Univ. Bakri, 2013)
7. Rikardi Santosa (FK UNAND, 2013) --> visit his blog here
8. Rifan Ahadi Rizki (FK UNAND, 2013)

In case kamu belum baca part 1, bisa lihat disini :)

..............................................................................................................
..............................................................................................................


6. Did you ever experience a de ja vu ?

1. Me :

Honestly I dont really get how it happened physiologically nor pychologically. Basically it's a feeling of "I've ever done this! I've ever been here!" It's kinda like that. 
Do I ever had a 'de ja vu' ? Of course, ever, many! It comes particularly when I missed being in Banjarnegara, my most beloved city :" Like these roads I've traveled around here really feel the same like the roads there. 


2. Shelby M. Istiqomah :

Yes, I have but not too often. And I tend to forget unimportant things easily, soooo it seems like I dont remember any of this de ja vu thing, hehe..


3. Nadya El Khair :

Pernah, beberapa kali. Tapi jujur saja, saya tidak bisa mengingatnya dengan jelas. Jadi, saya pun tidak bisa menceritakannya dengan jelas kepada teman-teman. Mungkin bisa dikatakan bahwa karakter de ja vu seperti mimpi. Karena katanya, mimpi hanya bisa diingat sebesar 50% setelah beberapa menit terjadi. Lalu, setelahnya semakin berkurang dan berkurang.. (Mungkin redaksinya salah, tapi intinya seperti itu. Mimpi tidak bisa dideskripsikan secara jelas seutuhnya).


4. Puspita Alwi :

Gue cukup sering mengalami de ja vu. Biasanya ketika de ja vu akan ngerasa familiar dengan situasi yang sedang gue hadapi saat itu, termasuk orang-orang yang ada di dalamnya. Sesekali gue bisa memprediksi apa yang akan gue lakukan dan orang-orang disekitar gue lakukan. Salah satu contohnya, waktu itu gue lagi di dalam kelas, dan tiba-tiba gue ngerasa pernah mengalami kondisi tersebut, dan gue coba menebak apa yang dosen gue akan bilang selanjutnya, dan ternyata benar. De ja vu bukan hal yang aneh sih, ada pembahasannya juga secara psikologis.


5. Dhayika Anintia Besari :

Pernah, namun tidak terlalu sering.
Terkait de ja vu, saya sendiri belum memahami kebenaran makna sebenarnya. Apakah setiap orang diberikan kemampuan itu atau hanya beberapa orang saja? de ja vu secara sederhana diartikan suatu perasaan pernah mengalami suatu kejadian yang sama sebelumnya. Jika menggunakan kata “pernah” pastilah hal ini selalu merujuk pada masa lalu. Artinya sebelumnya sudah ada kejadian yang sama, lalu otak merekam dan tersimpan rapi di dalamnya. Kemudian dengan alasan yang masih saya tidak tahu, memori tersebut terpanggil lagi pada suatu peristiwa yang diasumsikan sangat sama dengan peristiwa sebelumnya. Namun bagaimana jika de ja vu tidak dikaitkan dengan masa lalu? Apakah de ja vu selalu didahului oleh kejadian terdahulu? Kadang saya berpikir “bagaimana jika sebenarnya de ja vu hanya sebuah sensasi belaka?” 


6. Oktarina N. Anjas :

I have. More than one occasion, that left me wondering 'is it a dream or i really have experienced this thing before'. Because why i remember the same feel, the same place, the same event, even the places of things are completely same..


7. Quarto Nanda Alfikri :

Pernah.. mungkin sering malahan..

Seperti ketika sedang berinteraksi dengan orang lain, saya merasa tahu apa yang akan dilakukannya dari omongan dan perkataan.. tapi apakah de ja vu bisa berasal dari mimpi??


8. Rikardi Santosa :

Yes, but I forgot about it.


9. Rifan Ahadi Rizki :

Sering, tapi hal-hal yang sepele dan ga terlalu penting. Hehehe..


..............................................................................................................
..............................................................................................................


7. If we learn from our mistakes, why are we always afraid to make a mistake ?

1. Me :

I think everyone has a tendency to make everything in their life as perfect as possible. They want everything to be flawless. IMHO that's just natural sense of human being. Then when they're eventually trapped into a mistake, they'll feel all the efforts they spent their time on were useless. They regret a lot and blame on theirself. I think that's why humans afraid to make ones.

Wait. I guess I need change my statement: I think thats why 'cowards' afraid to make ones.


You know, a normal electrocardiograph of us consists of 5 finely-formed waves (P-Q-R-S-T). It should formed ascending and descending waves, because flat line means asystole, flat line means death. Furthermore, dont they remember what was happened for the first time they were out from their mother's bellies? Crying, rite? Crying, even louder, means you're being born normally. If you didnt cry, there must be something wrong with your lungs and body!


2. Shelby M. Istiqomah :

The problem is not whether we took a lesson from it or not. Because once we make a mistake, it's not only ourself to be blame, but sometimes people make fun of people that close to us too. What I'm afraid the most is, I make those who treasure and trust me feel upset because of my mistake. I choose to make them happy and proud instead of embarass them.


3. Nadya El Khair  :

Karena sifat manusia yang ingin selalu memberikan yang terbaik untuk apapun yang dia lakukan. Dia hanya ingin meminimalisir kesalahan dan melakukan apapun secara sempurna. Tapi manusia memang tidak ada yang sempurna. Tuhan selalu menunjukkan bahwa manusia tidak ada apa-apanya tanpa-Nya, dan beruntunglah bagi mereka yang selalu bisa belajar dari kesalahan-kesalahannya.


4. Puspita Alwi  :

Menurut gue nggak ada yang salah dari takut membuat kesalahan, yang salah adalah ketika ketakutan itu membuat kita enggan untuk mencoba atau melakukan sesuatu. Gue setuju banget, dari kesalahan gue bisa belajar banyak hal, gue  bisa belajar untuk tidak mengulangi atau bisa memperbaikinya di masa depan. Kenapa seseorang takut membuat kesalahan? itu adalah hal yang wajar karena setiap manusia memiliki kecemasan, terutama ketika dihadapkan dengan hal-hal yang benar-benar baru baginya. Tentunya ada rasa was-was ketika melakukannya. Berbeda halnya ketika kita menjalankan sesuatu yang kita sudah memiliki skema dalam melakukannnya dikarenakan pengalaman kita. Ketakutan untuk membuat kesalahan menurut gue juga diperlukan dalam kadar yang pas. Kenapa? Karena rasa takut akan mendorong kita untuk memikirkan baik-baik apa yang kita lakukan dan menyiapkan tindakan-tindakan preventif yang bisa mencegah kita berbuat kesalahan.


5. Dhayika Anintia Besari  :

Karena tidak semua dari kita belajar dari kesalahan yang pernah dibuat. Jadi akan timbul rasa gamang, takut-takut kesalahan yang sama bakal terulang. 
Sebagian besar dari kita menganggap kesalahan adalah suatu ketidakbolehan. Akan sangat bagus jika kita dapat melakukan sesuatu dengan baik tanpa ada kesalahan. 
Tapi jika semua yang dilakukan sudah baik, maka sulit sekali membatasi makna salah-benar terhadap sesuatu. Seseorang butuh berbuat salah untuk tahu apa itu benar. Jadi sebenarnya tidak ada salahnya untuk berbuat kesalahan. Ketakutan akan berbuat salah justru hanya mempersempit ruang gerak diri. Selama seseorang tahu hal tersebut salah dan segera mengoreksi diri agar kesalahan tersebut tidak terjadi, TIDAK MASALAH UNTUK BERBUAT SALAH !!!!


6. Oktarina N. Anjas :

Actually it isn't "afraid to make a mistake", i think its like "defense mechanism", so before we react to something, our mind automatically analyze what will be the suitable response for it, and mostly the experiences affect it so much, thus the quote 'dont fall into the same hole, twice'. So thats why, when we have so many mistakes, our mind tend to stop us for doing another mistakes, and warn us like 'if you do that, are you sure you're not gonna make a new mistake?' Because we think if we make another mistakes (that may be similar or completely different from the previous ones), we think that we actually fall into the same hole, again.


7. Quarto Nanda Alfikri :

Kadang ada kesalahan yang bersifat fatal, kadang ada kesalahan yang sangat sulit diambil pelajarannya sehingga selalu membuat kita mengulangi kesalahan yang sama, kadang ada kesalahan yang berakibat sangat buruk dan mungkin akan membuat sebuah penyesalan..

Mungkin lebih tepatnya bukan orang-orang takut berbuat salah, tapi mereka lebih takut melakukan sesuatu yang belum diketahui/tak bisa dikendalikan resikonya.


8. Rikardi Santosa :

Although we have learned from our past mistakes, we sometimes afraid that the same mistakes will happened again in the future. Maybe in the past when we did some mistakes, we got some punishments such as from boss, friends, social environment, or any “traumatic” event that make us afraid to make mistakes, even for other things that do not correlate with the things we did before. They are blamed for their mistakes, got some bad words, or perhaps not being trusted anymore by other people because they think that we are not qualified anymore to do that things. It makes people mentally feeling depressed and not confident so they are afraid to make mistake.


9. Rifan Ahadi Rizki :

Setuju, yang penting jangan pernah takut coba hal baru, dan jangan lakuin kesalahan yang sama. Jadiin pelajaran semua yang udah terjadi kemaren.


..............................................................................................................
..............................................................................................................



8. Is it out of reach? Or have you just not stretched yourself far enough?

1. Me :

Based on what I know, there should be 5 conditions to make something you're pursuing becomes true: 1. Intention 2. Efforts 3. Hopes/Pray 4. Parent's Permission 5. Allah's Permission. Is there anyone who wants to debate with me regarding this?

In this temporary world we're living in, everything has a chance becoming real. Nothing's impossible, as long as you've obtained those 5 conditions. Believe me! 


2. Shelby M. Istiqomah :

Actually there's nothing out of reach as long as you ask Allah and put your mind fully on it. For Allah, nothing is impossible, right? But sometimes, it's us who have to be a lil bit realistic when we dream on something, can we push our limit to get those target or not. Just like what Nike said "Your limit is only defined by you".


3. Nadya El Khair :

Orang sering bilang "hasil tidak akan mengkhianati usaha". Yakin pada-Nya dan usaha semaksimal mungkin. Apa sih yang tidak mungkin kalo Dia sudah menghendaki??


4. Puspita Alwi :

Gue termasuk orang yang percaya kalau kita bisa meraih segala sesuatunya asalkan kita berusaha dengan maksimal. Mungkin nggak selalu berhasil, tapi setidaknya kepercayaan gue akan hal itu sejauh ini bisa mendekatkan gue dengan mimpi-mimpi gue. Menurut gue yang tau diri kita adalah  kita sendiri. Bisa atau tidaknya kita dalam meraih sesuatu tergantung bagaimana penilaian kita terhadap kemampuan kita. Kita bisa mengukur terlebih dulu apakah dengan kemampuan yang kita miliki, kita bisa meraih tujuan kita atau  tidak. Atau jika keinginan itu benar-benar kuat dari dalam diri kita, just keep going. Kita tak akan pernah tau sesuatu itu bisa dicapai hingga kita mencobanya, bukan? Salah satu pengalaman gue yaitu ketika ikut konferensi ke Inggris. Awalnya gue melihat itu impossible, tapi karena gue mau banget mempresentasikan hasil penelitian gue di Oxford, gue memutuskan untuk mencobanya dengan sebaik mungkin, dan akhirnya impossible becomes possible!


5. Dhayika Anintia Besari :

Sepertinya bukan 'diluar jangkauan', tapi memang usaha terhadap sesuatu tersebut yang masih kurang. Karena pada dasarnya, saya pribadi cenderung membuat pencapaian setinggi-tingginya, namun selalu dimulai dengan kerealistisan yang ada di sekitar saya.


6. Oktarina N. Anjas :

Nah, these two questions still linger in my mind. 

Is it out of reach? Maybe yes, maybe no. This kind of question usually being asked when we talk about talents. Out of reach because nobody said we have talent, but talent means nothing when there isnt hardwork, so have you just not stretched yourself far enough? How far that you think you can do it? How far that you think you can fight for it? It lies in your mind. Even if everybody say you can do it, once you believe you can't, thats what you do. You give up, or you stop or you procrastinate just for the sake of feeling you're doing while in fact, you're doing nothing, and then you feel tired because there's no result and think 'i give my best but why it still the same like before? Is it our of reach?' Hahahhahaha you can answer this simply, once you know what you believe and what you actually want to do.


7. Quarto Nanda Alfikri  :

Jika kita meniatkannya, InsyaAllah bakalan bisa diraih, karena apa yang kita dapatkan itu berdasarkan dari niat kita. Tapi semuanya harus dilalui dengan proses yang baik. Dimulai dari niat yang lurus, usaha yang baik dan maksimal, dan selanjutnya tinggal  tawakal & doa sama yang Maha Kuasa. InsyaAllah apa yang kita inginkan akan tercapai :)


8. Rikardi Santosa :

I think we haven’t stretched our self far enough. Actually at first, everyone has their own limits and range of capacity on their ability. But as a human we are born to develop and move. To make it real, we have to break that limits and make the range of our capacity longer than before. With hard works, study, experiences, strong willing, spirit, and also confident, we can go further. In additional 'get out from our comfort zone' also makes us explore our mind, skills, and braveness to reach something.

9. Rifan Ahadi Rizki :

Mungkin usahanya masih kurang maksimal.



..............................................................................................................
..............................................................................................................


9. In the haste of our daily lives, what are we not seeing?

1. Me :

This cruel of life has emphasized us to prioritise our own life first. Encouraging us to do our own 'to do list' first. In the worst way, cornering us to only care 'bout ourself first. Meanwhile we're human and (absolutely) not the only human. Human (never) cant live alone. Human needs another human to keep being alive. So when I'm busy rushing, hasting, spending my own life, of course in the same time, there could be anyone's hand asking for help I've ignored, there could be some people yearning for having fun together I've missed. I've lost my "golden periods" with others, and it could be in the worst way, I've lost my "golden periods with Him"..


2. Shelby M. Istiqomah :

Allah's grace
. I think that's what most people often forget. People tend to see what they didn't get instead of what they've got. When we were troubled, we often forget it was just that day we got problem compared to many years of happiness Allah has given. But we often complain about it instead of seeking out what's the good thing behind it.


3. Nadya El Khair :

Dalam kesibukan saya di perkuliahan, yang mungkin bahkan beberapa kali sering saya keluhkan, liburan yang sering saya isi dengan main dan tontonan yang mungkin kurang berguna, saya mungkin melewatkan bahwa sangat banyak di luar sana orang-orang yg sedang berjuang untuk menggapai mimpinya, menghabiskan waktu untuk belajar dan terus berjuang. Sementara saya tidak melakukan apapun dengan keluhan yg saya lakukan..


4. Puspita Alwi :

Mungkin banyak, karena ketika kita fokus dengan sesuatu mungkin kita melewatkan sesuatu yang lain yang berjalan bersamaan di kehidupan ini. Kita nggak mungkin mendapatkan segalanya di kehidupan kita. Ada saatnya kita harus memilih prioritas dalam hidup, dan membuat kita melewatkan kesempatan lain yang ada di sekeliling kita. Contohnya, sejak gue masuk psikologi UI, gue memutuskan untuk aktif di BEM Fakultas. Udah 3 tahun gue berada di organisasi ini, yang membuat gue banyak menghabiskan waktu di fakultas. Salah satu hal yang gue lewatkan dari pilihan yang gue ambil adalah kebersamaan dengan teman-teman paguyuban gue. Seringkali gue nggak bisa ikut kumpul bersama mereka karena harus menghadiri acara di fakultas. Akan tetapi, kembali lagi, itu adalah konsekuensi dari prioritas yang gue ambil di awal.


5. Dhayika Anintia Besari :

Sulit sekali melihat dan menilai bagaimana perspektif orang lain dalam menilai diri kita. Banyak memang diantara orang sekeliling kita yang selalu mengekspresikan secara langsung pendapatnya tentang diri kita. Tapi tetap saja seekspresif apapun seseorang, sulit sekali mengutarakan maksud dan isi hati hingga tersampaikan secara penuh 100%. Apalagi bagi mereka yang tidak mengatakan atau menampakan secara gamblang apa yang mereka rasakan terhadap diri kita. Alhasil kita akan selalu merasa nyaman dengan sikap kita saat ini tanpa tahu penilaian orang tentang diri kita.


6. Oktarina N. Anjas :

The one we aren't seeing, in my opinion is how beautiful the world is. How beautiful every human's mind and how thankful ourselves should to the God. Cause when we wake up, we still have a breath and still can stand in this earth to do our rush life. Sometimes, when we stop and take a look, we will understand, despite always looking forward, we forget to enjoy this present. This moment. This. Today and this time. How nature greets us every morning. How we can still this time to say Alhamdulillah, before everything taken and we're sad because we can't grab the future and actually enjoy the present.


7. Quarto Nanda Alfikri :

Lupa kalo kita hidup itu bersama orang lain, ketika rutinitas yang begitu banyak tanpa disadari tidak memenuhi hak orang lain, dan tanpa sadar sifat ego menguasai diri..


8. Rikardi Santosa :

In our busy life, people sometimes missed some part of life. The first missed thing that usually happened is they forgot their family. They go for work in the morning and go home before midnight everyday from Monday to Friday. Even some people also work on weekend or work in other city for long time that makes them separate with their family. It makes people don’t have time to interact and catch up with their family, or at least keep in touch with them. In some worse condition, they don’t care anymore about their family and abandoned them. We can see that kind of thing makes breakdown of family.


People sometimes forget that they're also humans who need break and get out from stress life. Due to their bustle, they can’t do what they want and hobbies because they do not have time for doing that. They can’t go for vacation and get relax from their tired life. They seems like a machine who have to fulfill some targets soon and can’t stop. People in this condition is in stress phase who tend to get depression, or suicide at worst. 


In other part of condition, people also missed their faith and religion because of their busy of life. It usually happens on busy people in every country, most of that in the developed country. They don’t have time to pray, do not go to mosque or church or holy place for praying, or perhaps they forgot their God. The fact of this worse is some of them or MANY people even do not trust to God anymore and being skeptic with tradition of religion. Some people also think 'No God is exist in this world'. No wonder when they have big problems and stress very much of it, they tend to suicide. 


9. Rifan Ahadi Rizki :

Banyak sekali. Aku harus kekurangan waktu bertemu orang tua yang semakin tua, teman-teman yang kalau diliat kebelakang udah mulai canggung buat nyapanya. Tapi sekarang pengen usaha buat seimbangin waktu untuk orang-orang diatas..


..............................................................................................................
..............................................................................................................


10. What do you want right now?

1. Me :

Right in this moment, I'm truthfully longing for Allah forgiveness towards my sins. I often wondered "He's never been bored reaching me whenever I've made a single mistake". And surely I wanna know how it feels 'coming home' pleasantly, without a single punishment has been waiting. (Aamiin..)

(Anyway apakah ada diantara kalian yang pernah merasa ragu jika Allah akan mengampuni dosa kalian, yang mungkin sudah meluap dari bumi saking banyaknya? Just.. please stop! Aku baru tau kalau ini sangat tidak boleh dilakukan, karena itu sama saja artinya kamu meragukan kekuasaan-Nya dalam mengampuni dan memaafkan segala dosa)

For something dunyaawi regarding my college, I really hope that I could finish my 'skripsi' this week. So I could learn my 'MOST FAVORITE subject all the time' (EMERGENCY MEDICINE) happily without any disturbance. So I could get 'Unofficially S.KED' in the 4th week of this block (Oct 31st - Nov 4th). (Aamiin..)


For something dunyaawi regarding this blog, I've coming up with a plan 'bout doing a new challenging project --> Interview with Super Doctor. I hope for this and next month, I could do it with dr. Amel Yanis, Sp.KJ(K) and dr. Yuri (Aamiin..)


2. Shelby M. Istiqomah :

Getting massage. Really. I'm tired to death because of rafting last Friday :(


3. Nadya El Khair  :

Ingin segera menemukan topik skripsi secepatnya :" Karena beberapa minggu lagi, kami mahasiswa tingkat 4 akan disuruh untuk mengajukan 3 topik skripsi. Until now, i have no idea. Karena terlalu menikmati liburan kali ini, saya bahkan tidak berusaha mencari topik menarik untuk dijadikan skripsi. Alibinya sih ingin fokus menikmati liburan.. wkwkwkwkwk... Apakah kalian punya ide guys?? Kalo ada jangan lupa berbagi yaa :"D


4. Puspita Alwi :

Saat ini gue ingin, UTS gue 2 minggu kedepan bisa berjalan dengan lancar dan dapat nilai yang bagus. Skripsi gue juga bisa lancar dan bisa segera lulus dari Psikologi UI. Hal lain yang gue inginkan saat ini yaitu gue ingin bertemu dengan seseorang yang mungkin udah beberapa bulan ini nggak ketemu, dan gue ingin ngobrol banyak sama orang itu :")



5. Dhayika Anintia Besari :

Hmm semenjak tahun 4 saya sudah mulai rajin menulis beberapa bucket list. Tiga bucket list teratas adalah hal yang sangat saya inginkan saat ini.

Dan itu rahasia........
hihihi..


6. Oktarina N. Anjas :

I want to stop procrastinating. Stop asking. Stop doubting and start to believe. Start to do. Start to actually make a progress in everything that i frequently asked about their meaning to me.


7. Quarto Nanda Alfikri :

Ingin secepatnya memulai usaha dan lulus kuliah.



8. Rikardi Santosa :

I want my proposal skripsi is getting acc now, get good score for my blok test, having good knowledge of medicine, get a medicine bachelor degree as fast as possible, and be a better useful person to other people.

9. Rifan Ahadi Rizki :

Yudisium pertama, tapi masih aja malas, doain yah biar kecapai :)


...........................................................................................................
...........................................................................................................


Semoga semua doa yang tercantum di postingan ini, baik secara terselip ataupun gamblang, bisa dikabulkan oleh-Nya dengan cara terbaik menurut-Nya. Aaamiin..


Like I've said in the first paragraph, I've got some new questions which way more challenging to answer! Sooo... happy reading and stay tune for the next part! :D


If any of you want to submit your asnwers, immediately share yours in comment box down below :))



0 comments:

Post a Comment