Is there anyone here who's being fed up to be alive?
Complete series of Self Helps :
1. [SELF HELP] Kamu itu.. siapa?
-------------------------------------------------------------------------------------------
Reborn itu kalo dilihat di kamus artinya 'terlahir kembali'. Menjadi seseorang yang 'baru'. Menjadi seorang manusia yang lebih ter-upgrade dan ter-update lahir-batinnya. Yang sebelumnya melalui serangkaian proses yang bervariasi panjangnya, bervariasi awal mulanya, bervariasi niatnya, tapi semoga tetap satu tujuan akhirnya. Menjadi manusia yang lebih manusia.
As a MOSLEM, in the first place.
I ended up menuliskan ini karna it looks like I've been hit by some stones that make ask myself, aku itu sebenarnya siapa?
Aku adalah C. Aku adalah anak dari si A dan si B. Aku lahir tahun xxxx disebuah rumah sakit disebuah kota di negara X. Kemudian aku menjalani kehidupan seperti orang pada umumnya. Menjalani masa bayi dan balita dengan belajar the most basic things in life, like cara bergerak, cara membaca, cara mengenali orang, cara makan, dan cara-cara lainnya, dalam arti harfiah. Lalu menjalani pendidikan. Sekolah, kata orang. Dua belas tahun. Dengan indikator kesuksesan yang diminta adalah nilai yang tinggi dan masuk perguruan tinggi terbaik. Kemudian lulus dengan hasil yang sememuaskan mungkin, dengan predikat semembanggakan mungkin. Orang-orang disekitar sebagiannya ada yang berpengaruh signifikan ke lingkungannya, sebagiannya lagi antisosial, sebagiannya lagi tidak punya pijakan dan gampang terbawa arus.
Nulisnya aja udah membosankan. Apalagi ngejalaninnya. Membosankan, kalau kamu kena satu perkara.
...
Oke. Setelah semua kebosanan dan kelelahan ini, akan pasti datang suatu titik dimana status sosialku akan hilang, tinggal nama. Mati. Lalu apa? Pilihannya cuma dua. Bahkan sejak dari masih hidup di dunia dulu, opsi pilihan itu selalu cuma dua. Ya atau tidak. Baik atau buruk. Positif atau negatif. Neraka atau surga. Allah ga nyiapin opsi ketiga buat orang-orang yang dengan ringannya ngomong "aku tak sanggup di neraka-Mu, namun juga tak pantas disurga-Mu".
Setelah mati itulah, setelah ketiadaan wujud kita di dunia itulah, kita baru ingat siapa kita sebenarnya, dan kenapa kita tercipta sebagai 'siapa' itu.
.....
Aku. Aku sudah berkali-kali mengeluh, menggerutu, dengan masalah ini-itu. Hidup itu capek banget. Jadi aku ga mau nanti mati juga capek. Ah, masih mending capek kayaknya. Kalo sakit karna disiksa gimana? Udahlah di dunia ngeluh, pas mati juga ngeluh. Apa asiknya kalo gitu? Dimana letak 'istirahat dengan tenang' nya kalo gitu?
Jadi bermula dari situ, aku mulai berpikir. Aku mau mati enak. Aku mau pulang yang sebenar-benar pulang. Apa sih yang kalo kita lakuin setelah selesai rutinitas dan pulang ke rumah? Istirahat. Ngelonjor-lonjor kaki. Golek-golekan di kasur. Enak banget. Aku juga pengen nanti setelah mati bisa golek-golekan di dalem tanah itu. Ngelonjor-lonjorin kaki. Tapi emangnya ada yang mati kayak gitu?
Ada ga orang yang mati tanpa membawa dosa? Ada. Orang yang mati setelah ia taubat nasuha misalnya.
Iya kalo pas kebetulan abis taubat, terus 'dijemput'. Coba kalo 'dijemput'nya pas lagi asik karoke? Main uno? Lagi pacaran?
Iya kalo pas kebetulan abis taubat, terus 'dijemput'. Coba kalo 'dijemput'nya pas lagi asik karoke? Main uno? Lagi pacaran?
Trus ntah gimana ceritanya, ujung-ujungnya sampai ke pertanyaan: kenapa ya aku ditakdirkan jadi manusia?
Ini pertanyaan stupid banget ga sih. Pertanyaan orang ga berilmu. Tapi ternyata pertanyaan receh kayak gini tu tetep dijawab oleh-Nya, dan ternyata ada jawabannya!
Ini pertanyaan stupid banget ga sih. Pertanyaan orang ga berilmu. Tapi ternyata pertanyaan receh kayak gini tu tetep dijawab oleh-Nya, dan ternyata ada jawabannya!
....
"Way before God decided to create this entire universe, before He decided to put human being, before He decided to descend Prophet Muhammad PBUH or Adam and Eve, way before He even planned doing any of this, He knew, the end result of it. He knows, in the end He will be disappointed by certain people, and He will throw them to the hell fire. He knows that they will be burning. He knows they'll be tortured and that's where they're gonna be repenting for what they've done. Way before He create the entire universe, He knows that the outcome is gonna be bad. It maybe good for certain people who are in heaven. But He knows that He can save those people from being in hell. In simple way, How can God be so sadistic that He would actually go ahead with the plan which He knows it's gonna end up in that matter?"
Kutipan diatas adalah pertanyaan dari seseorang yang berada di midline antara atheist dan agnostic, yang mengajukan pertanyaan tersebut ke dr. Zakir Naik. Dan yang mengerikannya, aku yang katanya beragama ini juga penasaran sama jawabannya.
Guess what, jawabannya apa? Aku nonton video ini udah lama, tahun lalu, tapi aku munculkan sekarang disini karena baru nyadar ini sangat krusial dan penting, apalagi as a moslem. Jawabannya mungkin ga akan se-spektakuler yang dikira, tapi IMHO sangat berat. Berat banget. Diskusinya panjang, jadi aku akan tulis dengan bahasaku sendiri.
"Kenapa sih dari sekian banyak ciptaan-Nya, kita malah menjadi manusia?
Nyatanya, dulu, dulu sekali, kita pernah ditanya. "Kamu mau gak jadi manusia? Manusia adalah ciptaan-Ku yang paling sempurna. Mereka diberi free will, mereka bebas memilih. Kalau kamu taat, kamu bisa lebih tinggi dari para malaikat dan bidadari di Surga itu. Kalau kamu memilih untuk membangkang, maka kamu akan ditempatkan di tempat terendah." Intinya Allah sudah menjelaskan semuanya. Dan bertanya kepada kita. Dan kita telah menjawab bahwa kita ingin menjadi manusia. Kemudian ingatan itu dihapuskan. Kita dibuat lupa kalau kita pernah ditanya demikian. Karna, sebagai makhluk yang bisa 'memilih', Allah ingin menguji kita, dengan segala kehidupan dunia yang penuh godaan ini, apakah kita masih taat pada-Nya? Disaat kita tidak seperti malaikat yang tidak punya nafsu, tidak punya free will, dan senantiasa beribadah pada-Nya; apakah kita juga demikian? Setelah dulu kita dengan bodohnya menjawab ingin menjadi manusia?
Dengan probabilitas pasti punya dosa? Dengan resiko terburuk yaitu masuk neraka? Coba pikir lagi. Dari semua ciptaan-Nya, cuma golongan dari jin dan manusia loh yang akan mengisi neraka itu nanti!"
Penjelasan lengkapnya bisa cek video ini:
Dari situ aku mulai berpikir. Allah menciptakan ciptaan-Nya tidak lain agar beribadah kepada-Nya. It doesn't mean Allah butuh ibadah kita, Allah butuh ketaatan kita, nope! Ciptaan-Nya yang butuh Allah dan ibadah-ibadah itulah sarana kita mendekat pada-Nya. Seluruh ciptaan-Nya tunduk pada-Nya dengan 'sempurna', kecuali yang dua ini. Iblis dan manusia.
Siapa banget kita? Yang dengan kebebasan free will ini memilih untuk ga solat? Ga taat? Yang padahal, setelah memutuskan untuk jadi manusia pun, ditambah lagi nikmatnya oleh Allah dengan membuat kita lahir di keluarga muslim? Islam dari lahir? Ibaratnya tuh, kita ga perlu capek-capek lagi 'mencari' Allah karna kita sudah dititipkan ke keluarga yang akan mengenalkan kita dengan Allah itu sendiri. Coba kalo kita terlahir di keluarga non-muslim, gak semuanya yang akhirnya akan kenal dengan Allah, justru menyembah yang lain.
(Kalau ada yang bertanya, lah kalo gitu gak adil dong? Allah yang membuat dia terlahir di keluarga non muslim, dan bukannya non muslim itu ended up di neraka, itu gak fair dong?
Nope. Once again, siapa kita? Yang dengan gampangnya menuding si A yang non muslim akan masuk neraka dan si B yang muslim akan masuk surga?
Berhubung jawabannya panjang, jadi bisa dicek di video ini jawabannya: Are All Non-Muslims Going To Hell? )
.....
Biasanya usia-usia 20an awal ini rentan dengan pertanyaan deep seperti itu. Kamu hidup untuk apa? Apa hakikatnya kamu ada disini? Pertanyaan yang mau gak mau, kamu cari jawabannya. And as a 'moslem', sebagai orang yang sudah diberi nikmat kenal dengan Islam, sampat titik ini aku rasa penjelasan diatas adalah jawaban terbaik. Ketika para ustadz bilang, "Islam itu sendiri sudah jadi nikmat yang luar biasa bagi kita", sekarang aku baru paham maksudnya. Ketika kita udah disodorin sama Islam itu sendiri, ga perlu diskusi/debat/cari-cari lagi. Kalau mensyukuri islamnya kita itu saja terasa susah, then read this quote, 'if you have nothing to be grateful, look for your pulse'. Seburuk apapun nasib kita, kita masih punya satu nikmat yang selalu disesali oleh orang-orang yang sudah 'pulang' duluan. Nikmat waktu. Nikmat hidup. Kita masih hidup loh. Masih bisa taubat dan taubatnya masih diterima! Istighfarnya masih diterima!
Aku pernah baca tulisannya @hanadiningsih di Steller dan dia bilang gini:
Penjelasannya udah panjang yha. Sekarang ayo ke kesimpulan:
--> ternyata kita pernah ditanya, dan kita teteup jawab pengen jadi manusia
--> kemudian ingatan ini dihapuskan, kita dibikin lupa
--> lalu sebagai manusia, makhluknya yang punya free will, bebas milih, bebas mau ngapain, kita ditempatkan di dunia
--> Allah berikan dunia dan seisinya, kesenangannya, juga kepayahannya
--> dengan semua faktor 'penggoda' itu, ditambah kitanya si manusia yang bebas milih, dan terlebih lagi punya hawa nafsu, Allah ingin menguji apakah kita masih tetep stay on track dijalan yang benar?
--> dunia ini 'sarana ujian', apakah kita manusia ini masih merasa butuh Tuhannya? apakah kita tetep menjalani kehidupan seperti apa yang udah diinginkan dulu "menjadi manusia bertaqwa yang derajatnya lebih baik dari bidadari surga"?
--> lalu atas waktu yang telah ditetapkan, tengg! Waktu ujian kita selesai, kita pergi dari dunia. Kita wafat.
--> Selamat datang di zona penyesalan! Karena penyesalan tidak hanya milik orang yang banyak dosa. Sahabat Rasulullah (aku lupa namanya) yang salah satu kebiasaannya saja sering berangkat ke mesjid yang notabene jauh dari rumahnya juga menyesal, "kenapa tidak lebih jauh?" (kenapa jarak mesjid dan rumahnya tidak lebih jauh sehingga reward yang ia dapat dari Allah bisa lebih besar)
If by chance kita ada di sisi perahu yang sama, bahasa gaulnya 'mencari jati diri' particularly sebagai seorang muslim, semoga ini ada manfaatnya. Semoga ini bisa menjadi lecutan untuk 'Reborn'. Menjadi manusia yang lebih baik dimata-Nya. Dan yang lebih penting setelah itu adalah, semoga kita bisa bertahan, bisa istiqamah dalam ketaatan, sampai nanti jatah waktu ujian kita ini selesai.
Keburukan itu timbul karena melakukan sesuatu yang salah atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan. Jika pada akhirnya di tulisan ini ada yang cacat atau lebih parahnya salah informasi, tell me dan aku akan cari perbaikannya.
Fighting and assalamualaikum!
Paradoxically, we could only figure out the right way to live when we're ready to face death. How so?Because when we prepare to live well, we're just gonna hold on to worldly things. We're literally after everything.When we prepare to die well, we will have been set already to live our whole live on track. It's like aiming further targets.
Penjelasannya udah panjang yha. Sekarang ayo ke kesimpulan:
--> ternyata kita pernah ditanya, dan kita teteup jawab pengen jadi manusia
--> kemudian ingatan ini dihapuskan, kita dibikin lupa
--> lalu sebagai manusia, makhluknya yang punya free will, bebas milih, bebas mau ngapain, kita ditempatkan di dunia
--> Allah berikan dunia dan seisinya, kesenangannya, juga kepayahannya
--> dengan semua faktor 'penggoda' itu, ditambah kitanya si manusia yang bebas milih, dan terlebih lagi punya hawa nafsu, Allah ingin menguji apakah kita masih tetep stay on track dijalan yang benar?
--> dunia ini 'sarana ujian', apakah kita manusia ini masih merasa butuh Tuhannya? apakah kita tetep menjalani kehidupan seperti apa yang udah diinginkan dulu "menjadi manusia bertaqwa yang derajatnya lebih baik dari bidadari surga"?
--> lalu atas waktu yang telah ditetapkan, tengg! Waktu ujian kita selesai, kita pergi dari dunia. Kita wafat.
--> Selamat datang di zona penyesalan! Karena penyesalan tidak hanya milik orang yang banyak dosa. Sahabat Rasulullah (aku lupa namanya) yang salah satu kebiasaannya saja sering berangkat ke mesjid yang notabene jauh dari rumahnya juga menyesal, "kenapa tidak lebih jauh?" (kenapa jarak mesjid dan rumahnya tidak lebih jauh sehingga reward yang ia dapat dari Allah bisa lebih besar)
If by chance kita ada di sisi perahu yang sama, bahasa gaulnya 'mencari jati diri' particularly sebagai seorang muslim, semoga ini ada manfaatnya. Semoga ini bisa menjadi lecutan untuk 'Reborn'. Menjadi manusia yang lebih baik dimata-Nya. Dan yang lebih penting setelah itu adalah, semoga kita bisa bertahan, bisa istiqamah dalam ketaatan, sampai nanti jatah waktu ujian kita ini selesai.
Keburukan itu timbul karena melakukan sesuatu yang salah atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan. Jika pada akhirnya di tulisan ini ada yang cacat atau lebih parahnya salah informasi, tell me dan aku akan cari perbaikannya.
Fighting and assalamualaikum!
0 comments:
Post a Comment