Somehow what makes living a nightmare is.. manusia suka sekali memikirkan hal yang sebenarnya bukan kapasitas dia untuk memikirkan itu.
Seperti misalnya hal-hal berbau takdir.
"Kapan aku mati?"
Ah. Ini tidak tepat. Jarang yang mikir 'kapan ya aku mati?' Seringnya adalah mereka pada minta mati atau bunuh diri saat itu juga. Iya, saat di puncak masalah.
"Ini udah bener ga si aku kuliah disini? Kok makin lama aku makin hilang minat."
Hmm begini. Tuhan nyediain sebuah fasilitas khusus bernama shalat istikharah. Kalau hal ini terdengar asing, maka jangan lupa, ada juga sebuah fasilitas umum bernama doa. Sebuah sarana penyampaian kesan, pesan, komplain, permintaan, dan hal-hal egoistik lainnya, langsung kepada Tuhan. Ga pake perantara.
"Aku lolos ga ya kalo nyoba daftar kerja disitu?
Padahal yang perlu dia lakukan cuma isi formulir pendaftaran, ikuti tesnya, terus berdoa. Dah. Kelar. Ya jangan lupa juga persiapan buat tes nya kalik. Sarapan dulu sebelum tes juga perlu. Kalo keburu pingsan gimana mau ikut tes cobak.
"Aku jodoh ga ya ama dia?"
Padahal jauh sebelum dia mencuat dari vagina ibunya, diatas langit ketujuh sana, namanya sudah tertuliskan bersanding dengan nama lain. Gak jomblo.
...............................
Those paragraphs above seem practical and applicable. But reality surely aint ever easy.
0 comments:
Post a Comment